Menjadi seorang guru merupakan tugas profesi yang sangat mulia.
PAHLAWAN TANPA TANDA JASA
Pepatah itu yang selalu mengiringi sosok perjalanan seorang guru, segala tindak tanduk seorang guru, selalu menjadi sorotan bagi setiap siswa yang di didik dan diajari, tanpa lelah guru selalu hadir dan setia menemani peserta didiknya untuk memberikan nasehat, arahan, pengetahuan kepada siswanya agar tidak terjerumus kedalam lembah kesesatan, agar mereka dapat membedakan antara yang baik dan buruk, salah dan benar, hitam dan putih, karena begitu pentingnya dan krusialnya peran seorang guru, seorang guru hendaknya memahami betul akan tugas dan tujuannya sebagai seorang guru.
Nabi Muhammad SAW adalah sosok seorang manusia yang patut untuk digelari sebagai seorang guru besar, beliau adalah sosok manusia yang mumpuni dalam setiap aspek kehidupan, beliau adalah guru diantar semua guru, beliau adalah guru perang, guru bahasa, guru perdagangan, guru spiritual, guru arsitek, guru kesehatan, intinya beliau adalah maha guru, andaikan ada gelar yang lebih tinggi dari prof. beliau adalah sosok satu-satunya yang patut untuk menerima gelar tertinggi tersebut.
Guru adalah orang tua bagi setiap muridnya, dari tangan dan pemikiran merekalah lahir sosok manusia yang seutuhnya, tanpa seorang guru manusia hanya akan menjadi robot yang tidak mengerti apa-apa dan siap dikendalikan oleh siapa saja, bahkan oleh setan sekalipun, sebagai musuh besar manusia, yang selalu menyesatkan manusia untuk menuju jalan hitam, dalam arti luas seorang guru adalah dasar dari berkembangnya seluruh alam ini, bagaiman tidak, jika saat ini kita mengenal banyak bangunan-bangunan yang baru, alat-alat teknologi yang baru, kesemuanya itu ada karena adanya seorang guru yang mengajarkan dan menularkan ilmunya kepada penerusnya (murid), setidaknya guru adalah guru bagi diri mereka sendiri, pepatah mengatakan "pengelaman adalah guru yang terbaik" ini berarti kita adalah guru bagi diri kita sendiri.
Keikhlasan adalah dasar yang hendaknya ditanamkan oleh setiap guru dalam memberikan ilmunya kepada setiap muridnya, jangan sampai seorang guru, menjadikan profesinya sebagai wadah untuk memupuk kekayaan, karena ini sangat tidak tepat, jika seorang guru berpedoman pada prinsif ini maka nilai kebarokahan ilmu akan berkurang, jadi jangan salahkan murid jika mereka berbuat di luar batas norma-norma kewajaran, karena ilmu yang mereka dapat kurang barokah dan kurang bermanfaat.
Keihlasan yang saya maksud bukan berarti seorang guru tidak boleh berharap gaji, dari apa yang telah ia lakukan, tapi keikhlasan yang saya maksud adalah guru hendaknya meniatkan segala aktivitas mengajar dan mendidik hanya kepada Allah swt semata, balasan dari keihlasan itupun sudah menjadi hukum Tuhan yaitu akan menerima ganjaran berupa gaji, hayati pernyataan saya berikut ini:
Gaji adalah salah satu hal yang bisa membuat kita Ikhlas
Nah, jadi tanpa kita berniat untuk mencari gaji, toh gaji tersebut akan datang sendiri, karena itu memang hak kita, bukankah Tuhan sudah berjanji bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu, salah satu cara Tuhan mengangkat derajat kita adalah Tuhan tidak akan menjadikan kita orang miskin (melarat) dalam hal harta, karena itu Tuhan beri kita gaji dari ilmu yang kita miliki, meskipun orang-orang disekitar kita menilai kita adalah orang miskin harta, namun kita tetap kaya, ya.. kaya ilmu.
Itulah hal yang saya pelajari selama menjadi seorang guru, semoga kita semua dapat memahami hakikat kita sebagai seorang guru.
Berikut ilustrasi yang sangat mengundang kagum saya tentang seorang guru, waktu SD dulu guru digambarkan dengan sosok seorang tua dengan sepeda ontelnya, tapi sayang tidak menemukannya di google, tapi ini alternatif lain gambaran guru dimasa dulu atau mungkin juga dimasa sekarang masih ada orang yang menggambarkan sosok seorang guru seperti ini:
Sosok kaya nan sederhana (Gambaran guru di Indonesia)
Dan inilah illustrasi dan gambaran seorang guru dimasa sekarang
Sosok yang kaya dan kuat dan penuh kearifan (klik gambar untuk memperbesar)
No comments:
Post a Comment