Malas
Ya kata-kata itulah yang mungkin selalu terbayang-bayang dalam benak kita, saat mendengar kata itu membuat kita bertanya kepada diri kita pribadi apakah kita sudah menjauhi sikap malas itu, atau kita menjadi teman akrabnya, sangat disayangkan jika dalam kehidupan ini kita menjadi temannya malas, karena sampai kapanpun kemalasan tidak akan pernah memabawa kepada keberuntugan dalam segi apapun dan dalam situasi apapun.
Kemalasan tidak hanya dirasakan oleh kalangan pelajar, anak-anak bahkan orang yang sudah tuapun tidak akan pernah luput dari kemalasan ini, oleh sebab itu hendaknya penyakit ini kita cegah dengan sebisa mungkin agar ia tidak dapat hinggap ke tubuh kita. Kemudian yang menjadi pertanyaa diri kita bagaimanakah cara menghilangkan kemalasan itu?
Sangat sulit untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah cara menghilangkan kemalasan, bahkan saya sendiripun masih sangat sering di hinggapi penyakit ini, yang sampai sekarang belum ada ilmuan yang menemukan obat ini, bahkan penyakit yang tidak tampak bentuknya ini menjalar kepada semua aspek, baik itu malas melakukan ibadah, ataupun terkadang ada juga manusia yang malas menjaga kesehatan pribadi, ebagai contoh banyak orang yang malas membersihkan rumah sehingga dirumah mereka banyak sekali debu.
Bahkan dalam islam pun sebenarnya sudah diatur agar kita menjauihi sifat malas ini, dalam Al-Quran Allah swt berfirman:
وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿١٠٥﴾
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (At-Taubah :105).
Lihatlah arti pertama ayat diatas, secara tegas Allah memerintahkan kita untuk bekerja, sehingga sebaiknya bagi kita untuk tidak bermalas-malasan, apapun yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari hendaknya memebrikan manfaat bagi kita, karena setiap pekerjaan kita itu akan dilihat oleh Allah.
Jika kita hitung secara matematika, Allah swt memebrikan waktu 24 jam kepada kita, dalam 24 jam tersebut mari kita tanya kepada diri kita peribadi, apa yang sudah kita lakukan selama 24 jam tersebut apakan hal yang bermanfaat atau malah kita banyak melakukan hal-hal yang merugikan diri kita pribadi, bahkan imam syafii dalam syair menyebutkan:
وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿١٠٥﴾
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (At-Taubah :105).
Lihatlah arti pertama ayat diatas, secara tegas Allah memerintahkan kita untuk bekerja, sehingga sebaiknya bagi kita untuk tidak bermalas-malasan, apapun yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari hendaknya memebrikan manfaat bagi kita, karena setiap pekerjaan kita itu akan dilihat oleh Allah.
Jika kita hitung secara matematika, Allah swt memebrikan waktu 24 jam kepada kita, dalam 24 jam tersebut mari kita tanya kepada diri kita peribadi, apa yang sudah kita lakukan selama 24 jam tersebut apakan hal yang bermanfaat atau malah kita banyak melakukan hal-hal yang merugikan diri kita pribadi, bahkan imam syafii dalam syair menyebutkan:
kebanyakan dari pemuda itu
diwajtu pagi dan sorenya mereka banyak tertawa
padahal, ditempat yang jauh
kain kapannya sedang dijahit, akan tetapi dia tidak sadar
Lihatlah kawan betapa indahnya syair imam syafii itu, seakan menyadarkan pikiran kita kembali esesnsi kita hidup dimuka bumi ini, pada akhirnya akan menuju kepada rumah kecil yang ditemani oleh ulat-ulat dan cacing yang busuk, sehingga membuat orang-orang yang kita cintaipun merasa jijik untuk tinggal bersama kita, bahkan untuk hanya melihat kita pun mereka tidak sudih lagi. Saat hidup inilah mari kita tinggal kan hal yang membuat mereka merasa nyaman mengenang nama kita, sehingga mereka dengan ikhlas akan menyebut nama kita dalam setiap doa kita. hal itu tidak akan pernah kita dapat dika kita masih berteman akrab dengan MALAS.
No comments:
Post a Comment