Perhelatan politik akhir-akhir ini, kian memanas dan membuat saya pribadi geli.
Rana politik yang seharusnya membuat orang wow, ketika mendengar kata politik, kini justru membuat orang hahahhahaha, masyarakat Indonesia kini sudah menyadari betul akan permainan politik yang dilakukan oleh para penjilat uang rakyat, mereka kini tidak bisa lagi di bodoh-bodohi dengan kata-kata manis maupun uang manis.
Pertarungan politik hanya membuat saya geli, bagaimana tidak? ketika sedang dalam pertarungan politik, khususnya seperti sekarang ini, pada masa-masa pemilu baik itu itngkat provinsi, kabupaten, pemilihan presiden dan sebagainya, banyak para calon mengusung program-program mereka dengan cara-cara yang aneh. Misal karena program yang akan dia usung adalah berobat gratis, maka di buatlah kartu sehat, hmm... anehnya kok sebelum mencalon kartu sehat ga' di buat ya? padahal, kalau kartu sehat tersebut di buat sebelum mencalon pasti lebih menarik hati mayarakat. adalagi yang lebih parah, surat kabar (koran) yang biasanya kita beli dengan harga 1.000,- atau lebih, kini menjadi gratis? yang jadi pertanyaan kok koran bisa gratis? jawabnya; apalagi kalau bukan, surat kabar yang gratis itu, hanya berisi tentang pasangan calon-calon tertentu, dan tak akalah pentingya, isi surat kabar tersebut berisi tentang hujatan dan cacian kepada calon lain? "kok calon pemimpin menghujat ya sama sekali tidak memberikan suri tauladan?".
Yang tak kalah membuat terharu adalah, ideologi nasi bungkus dan uang receh. Ideologi ini selalu di tanamkan oleh para calon, rasanya setiap kali akan mengajak massa, nasi bungkus dan uang receh, selalu menjadi andalan, emangnya mereka pikir masyarakat bodoh? tidak dapat dipungkiri ada sekelompok mayarakat yang siap menjula keyakinan hanya dengan nasi bungkus dan uang receh, mereka rela menjual keyakinan tersebut demi mengisi perut dan kenyang hanya dalam beberapa menit. Sebenarnya bukan hanya itu, pada saat kita mengenggam teguh ideologi nasi bungkus dan uang receh ini, pada saat itu juga, kita sudah mencampakkan daerah kita ketangan para penjilat. (saya kira anda paham apa yang saya maksud) sekali kita salah dalam menjatuhkan pilihan, maka lima tahun kita dan orang-orang yang tersayang di sekitar kita akan merasakah penderitaan.
Sekedar renungan pemimpin seperti apa yang mestinya kita pilih, apakah pemimpin yang selalu memberikan gratisan pada saat akan pemilu? misal memberikan sunat gratis, membuat ktp, dan akta kelahiran gratis atau pemimpin yang memberikan nasi bungkus + uang receh 50.000 dan lain sebagainya. BUKAN, Bukan pemimpin seperti itu yang seharusnya kita pilih, tapi yang mestinya kita pilih adalah pemimpin yang, mempunyai jiwa kepemimpinan seperti Rasulullah, yang memiliki sifat:
- Shidiq
- Amanah
- Fatonah
- Tabligh
Semoga keklak kita memiliki pemimpin yang memiliki empat sifat tersebut, yang selalu menteladani Rasulullah. Amin
No comments:
Post a Comment