tag:blogger.com,1999:blog-15338414683908296602024-02-07T17:07:56.287+07:00Toyo WidodoDream, Pray 'n ActionToyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.comBlogger48125tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-55268167431584605122016-08-18T14:30:00.001+07:002016-08-18T14:30:54.613+07:00KAJIAN KITAB AN NAWADIR 2<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Dikisahkan ada seorang laki-laki yang membeli budak , maka budak tersebut berkata kepada laki-laki itu :</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
" Wahai Tuanku , aku mau menjadi budakmu asal kau bersedia memenuhi tiga syarat yang akan aku ajukan padamu :</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
- yang pertama , jika waktu sholat telah tiba jangan cegah aku untuk mendirikan shalat,</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
- yang kedua , jadikanlah aku pembantu untuk melayanimu ketika siang
hari dan jangan kau bebani aku dengan kesibukan apapun dimalam hari ,</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
- yang ketiga , buatkanlah untukku sebuah rumah khusus yang mana tidak ada satupun orang yang bisa memasukinya selain aku .</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Kemudian laki-laki itu berkata :</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
" Baiklah , akan aku kabulkan permintaanmu , lihatlah rumah-rumah itu , silahkan pilih sesukamu ."</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Maka berkelilinglah budak itu diantara rumah-rumah yang ditunjukkan oleh
tuannya tadi , dia melihat ke sebuah rumah yang sudah rusak , dan ia
pun memilih rumah tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Lantas sang Tuan bertanya :</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
" Kenapa kamu memilih rumah yang sudah rusak ?"</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Dan budak itu pun menjawab :</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
" Wahai tuanku , apakah kau tidak mengerti bahwa rumah yang sudah rusak
ini jika ada Allah akan menjadi ramai dan menjadi taman yang indah ?"</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Maka budak itupun menempati rumah itu hanya diwaktu malam saja .</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Suatu ketika disebagian malam , tuannya mengundang beberapa orang untuk
sekedar minum-minum dan bermain , ketika tengah malam jamuan sudah
selesai dan semua teman-temannya sudah pulang , maka berkelilinglah sang
tuan tersebut ke sekitar rumah dan tiba-tiba tanpa disengaja
pandangannya tertuju pada kamar budaknya tersebut .Ternyata didalam
kamar itu ada lampu yang bersinar terang dari cahaya dan memancar ke
langit , yang mana budaknya sedang bersujud kepada Allah sembari berdo'a
:</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
" Yaa Allah , Engkau mewajibkan kepada hamba untuk melayani tuanku
diwaktu siang , andaikan tidak seperti itu maka aku tidak akan
disibukkan dengan siapapun kecuali hanya untuk khidmah kepada_MU , baik
diwaktu siang maupun malam , maka ampunilah hamba Yaa Robb ."</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Maka tak henti-hentinya tuannya itu melihat kearahnya , hingga tiba
waktu fajar selesai naiklah cahaya itu ke langit sedang atappun masih
utuh .Kemudian sang tuan tadi mendatangi dan mengabari istrinya mengenai
kejadian yang telah dialaminya itu .Dan pada malam berikutnya ,
berdirilah keduanya { sang tuan dan istrinya } disebelah kamar budaknya
tersebut , maka melihatlah mereka kepada cahaya yang sungguh terang
benderang yang memancar ke atas langit , sedangkan budak tersebut dalam
keadaan bersujud dan bermunajat hingga terbitnya fajar .Kemudian mereka
berdua meminta dido'akan oleh budaknya tersebut , dan keduanya berkata :</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
" Sesungguhnya engkau merdeka dihadapan Allah , sehingga engkau meluangkan waktu untuk melayani orang yang merepotkanmu ."</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Sang Tuan tersebut kemudian menceritakan apa yang telah dilihatnya
bersama istrinya tadi kepada budaknya , dan ketika budak itu mendengar
cerita itu , ia lantas menengadahkan kedua tangannya dan berkata :</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
" Yaa Allah , bukankah aku telah meminta kepada Engkau agar menutup
rahasiaku dan keadaanku ini ? Maka ketika Engkau telah membuka rahasiaku
, maka cabutlah nyawaku ."</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Kemudian sang budak itu jatuh dan meninggal dunia seketika itu juga .</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Wallaahu A'lam</div>
Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-66672099126541940112016-05-17T07:41:00.000+07:002016-05-17T07:41:14.924+07:00Dalil Kirim Surat Al Fatihah dan Surat Yang Lainnya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/JheFKUhKtJA/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/JheFKUhKtJA?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-71335260181098752412016-05-13T21:23:00.002+07:002016-05-13T23:06:14.568+07:00Keruntuhan TEORI BID’AH Kaum Salafi<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk1Xh-n7T3pOl8GF7YIIMJb6ozgswNcESj0_CemNuhZP2MiXuvzPd_-QwcERg3Va-NeR_ewlpIaAVag7pZfmgGFIus1-3rd7bXe1S3xxr8tOXhPlxdx0lBHiQEhpTs_vZ2ybfVjBUV8DTl/s1600/bid%2527ah.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img a="" border="0" gt="" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk1Xh-n7T3pOl8GF7YIIMJb6ozgswNcESj0_CemNuhZP2MiXuvzPd_-QwcERg3Va-NeR_ewlpIaAVag7pZfmgGFIus1-3rd7bXe1S3xxr8tOXhPlxdx0lBHiQEhpTs_vZ2ybfVjBUV8DTl/s320/bid%2527ah.png" style="margin: 50px 0px;" width="320" /></a></div>
<b>Keruntuhan TEORI BID’AH Kaum Salafi – </b>Berdasarkan
Kajian Komprehensif Ulama Ahli Hadis Bid’ah ada dua macam, yaitu yang
terpuji dan yang tercela. Bid’ah yang sesuai dengan sunah, maka terpuji.
Sedangkan, bid’ah yang bertentangan dengan sunah, maka itu tercela.<br />
<b>Imam Muhammad bin Idris as-Syafi’i Pendiri Mazhab Syafi’i</b> (150-204 H.)</div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_2572" style="width: 215px;">
<div style="text-align: center;">
<a href="http://aswajanucenterjatim.com/wp-content/uploads/2016/02/12733564_10205127182650631_5266909140292365471_n.jpg"><br /></a></div>
<div class="wp-caption-text">
Oleh Syaifull Ibnu Nawawi</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Bid’ah ada dua macam, yaitu yang terpuji
dan yang tercela. Bid’ah yang sesuai dengan sunah, maka terpuji.
Sedangkan, bid’ah yang bertentangan dengan sunah, maka itu tercela.<br />
<b>Imam Muhammad bin Idris as-Syafi’i Pendiri Mazhab Syafi’i</b> (150-204 H.)</div>
<div class="text_exposed_show">
<div style="text-align: justify;">
DALIL hadis yang sering disampaikan oleh
Wahabi tidaklah salah, yang tidak tepat adalah tatkala menjadikan slogan
bid’ah sebagai sebuah hukum dan menjadi alat untuk menggeneralisir
setiap bid’ah adalah sesat. Mengapa tidak tepat? Sebab Wahabi
menggunakan hadis-hadis tentang bid’ah tidak berdasarkan pada konsensus
atau ijma’ ulama, melainkan berdasarkan penafsiran sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ulama Wahabi</b> dan
pengikutnya setahu saya tidak ada yang bergelar al-Hafidz sebagaimana
ulama-ulama kami terdahulu yang telah menyusun ilmu ilmu hadis. Maka
dalam masalah hadis kita harus merujuk kepada para ahlinya, seperti
al-Hafidz Ibnu Hajar asy-Syafi’i, al-Hafidz Ibnu Katsir asy-Syafii, <b>Imam Nawawi asy-Syafi’i</b>, <b>al-Hafidz as-Suyuthi asy-Syafi’i</b> dan <b>ulama ahli hadis</b> lainnya yang bergelar al-Hafidz.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya berkeyakinan bahwa gerakan yang
kerap membid’ahkan dan menyesatkan umat Islam tidak akan berkembang
menjadi mayoritas dalam Islam. Sebab, kelompok yang suka menyesatkan
justru ciri khas Khawarij.</div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh: M. Ma’ruf Khozin<br />
Penerbit: Bina Aswaja.</div>
</div>
Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-37999360638935112692016-05-10T17:24:00.002+07:002016-05-13T21:34:58.431+07:00#kopisantri : Gula itupun Datang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRPVOKozwOn0kDfjp8IcL693ZASXKhfn4xKq9TyiUCdmQpoMTWKxy8GtdBnN6BfxBQaNblOHiHYpdc4CbOtACRbuzpIhkYdjtASdlqQaaVDk9NVKXPxiOrdw0s2NjDyJRmXSqsWW__MZ8d/s1600/kopisantri.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRPVOKozwOn0kDfjp8IcL693ZASXKhfn4xKq9TyiUCdmQpoMTWKxy8GtdBnN6BfxBQaNblOHiHYpdc4CbOtACRbuzpIhkYdjtASdlqQaaVDk9NVKXPxiOrdw0s2NjDyJRmXSqsWW__MZ8d/s320/kopisantri.png" width="320" /></a></div>
Hari ini seseorang telah mengisi hariku, perasaan sudah mulai berbeda dari yang dulu sepi dan tak menentu kini ada hal baru yang hadir dihati ini, ada hal baru yang berkecamuk dalam pikiranku? jika dulu aku hanya memikirkan siapa yang akan mengisi hati ini, namun hari ini, pertanyaan tersebut sudah berbeda. jika dulu aku bertanya kepada Mu Tuhan tentang siapa yang akan mengisi
hati ini? siapa yang akan aku perjuangkan perasaannya? Siapa yang akan
aku jaga kehormatannya? kini semuanya sudah terjawab, aku tidak lagi menanyakan itu Tuhan... Kini aku bertanya.<br />
<br />
<br />
Benarkah dia adalah orangnya yang akan menemani aku menuju Ridha-Mu?<br />
Apakah dia yang akan menjadi orang yang akan memasakkanku sarapan dipagi hari?<br />
apakah dia yang akan membuatkanku kopi dipagi hari?<br />
apakah dia yang akan menemaniku selama hidupku?<br />
<br />
Mungkin ini hanya sebuah pertanyaan yang masih aku nantikan jawabannya? meski ini hanya pertanyaan, perubahan pertanyaan ini saja sudah mampu merubah suasana hatiku.<br />
<br />
Tuhan ... Aku tau dia masih rahasia, dia belum menjadi jawaban atas pertanyaan barukuu, namun Tuhan Terima Kasih, saat ini engkau telah merubah semua pertanyaan yang dulu. Kini meski dia masih rahasia, aku rasa aku mulai tau siapa yang akan aku perjuangkan perasaannya? siapa yang akan aku jaga perasaannya? setidaknya sekarang dalam hati aku mulai berdoa Tuhan... Izinkan aku menjadi orang yang akan mendampinginya selama hidupnya, menjadi guru bagi dirinya, menjadi murid bagi dirinya, dan menjadi ayah bagi anak-anaknya kelak.<br />
<br />
Minggu pagi setelah selesai shalat duha, tiba-tiba salah seorang santri memanggilku<br />
"Kak, itu kayaknya ada tamu kakak?"<br />
"Oh ya.. suruh masuk" sahut ku. aku terkejut, ternyata dia benar-benar datang kepondok untuk silahturrahmi.<br />
<br />
Sebelum keluar kamar, aku mulai menata rambutku, melihat bagian-bagian wajahku mungkin saja ada sesuatu yang masih menempel dimata atau dihidungku, maklum hampir semua laki-laki jika ingin bertemu dengan wanita baru maka dia akan sangat memperhatikan penampilannya, ya meskipun tidak sempurna, minimal tidak membuatnya malu dihadapan wanita yang baru ia temui. Aku segera keluar kamar menuju pintu depan.<br />
<br />
"Assalamualaikum, eh bayu... masuk bay" Aku memberi salam kepada bayu, namun mataku langsung tertuju kepada sosok di belakang bayu, berbaju pink, berjilbab panjang sampai ke lutut, dan tas kecil yang ia pakai disebelah kanannya, sosok itu hanya tertunduk sambil memberikan salam kepadaku.<br />
<br />
"masuk-masuk silahkan duduk"<br />
"oh iya terima kasih" sahut bayu<br />
"Rud... sini, tolong ambilkan air buat tamu kita ni" pintaku kepada seorang santri yang sedang duduk diruang tamu. <br />
<br />
"eh... gimana kabarnya Suf?<br />
"Alhamdulillah baik, kamu gimana kabarnya?"<br />
"Baik kok Alhamdulillah.... Oh ya ni kenalin Aini? Bayu tiba-tiba langsung memperkenalkan sosok wanita yang dari tadi aku perhatikan<br />
"Saya Yusuf, salam kenal ya?" sambil aku melihat sosok itu.<br />
"Mira"<br />
Ya.... Dia hanya tertunduk tanpa memberikan tatapan matanya kepadaku, aku tidak tahu apakah dia tau bahwa dari tadi aku memperhatikannya, ah sudahlah itu tidak penting bagiku, dia memperhatikanku apa tidak? yang jelas melihat sosok wanita ini, hati kecilku terus berbicara tanpa ada yang tau kecuali Tuhan.<br />
<br />
<br />
Bersambung .... Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-30728031660455226762016-05-06T17:17:00.002+07:002016-05-13T21:49:44.118+07:005 Judul Buku Favorit Raditya Dika<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9l5MmPh5mN-9Wd3wmpeK3gOit-yeDqd6WnoR4Jgz5WctEcwe2YtrrrNz2R7qFE2j2rQkcTCBgNO0uv9dwMnWaLNOh3MXW8qez1ulA-eaSYlEpd5Fh9poaDmJlb805mmGxL4YBbv29nZ_6/s1600/5JUDULBUKU.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9l5MmPh5mN-9Wd3wmpeK3gOit-yeDqd6WnoR4Jgz5WctEcwe2YtrrrNz2R7qFE2j2rQkcTCBgNO0uv9dwMnWaLNOh3MXW8qez1ulA-eaSYlEpd5Fh9poaDmJlb805mmGxL4YBbv29nZ_6/s320/5JUDULBUKU.png" width="320" /></a></div>
Bagi kalian yang ingin tahu apa saja buku yang favorit raditya dika, simak ini:<br />
<br />
1. Me talk Pretty one Day<br />
2. Smoke and Mirrors<br />
3. Lupus<br />
4. Supernova<br />
5. Murder on The Orient ExpressToyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-64507574202697192912016-05-06T16:21:00.001+07:002016-05-06T16:23:03.551+07:00Curhat Guru di Era UU Perlindungan AnakBuat para orang tua dan semuanya<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4sltCHC6jyTuyxvUW7hjy-EEVJehBmIDJV1sY_qbgDTFuK2lsKGoBBbOgFHfhi0HbzCrR2uc4rE6cdgKemEnKs1gu2u82lGAaKALLO3MlTDAZqzk1jIbDiERJwmNO0OWhjiwGBUjTrg-q/s1600/guru-mengajar_wajib_590x300.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="162" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4sltCHC6jyTuyxvUW7hjy-EEVJehBmIDJV1sY_qbgDTFuK2lsKGoBBbOgFHfhi0HbzCrR2uc4rE6cdgKemEnKs1gu2u82lGAaKALLO3MlTDAZqzk1jIbDiERJwmNO0OWhjiwGBUjTrg-q/s320/guru-mengajar_wajib_590x300.jpg" width="320" /></a></div>
Sekolah itu tempat belajar juga tempat pendidikan, yang kalian percayakan kepada para guru yang ada sekolah untuk mendidik anak-anak kalian agar mereka menjadi insan yang terdidik, meski sebenarnya terkadang kalian tahu bahwa kalian lebih cerdas bahkan lebih pintar daripada guru-guru atau pendidik yang ada disekolah tersebut.<br />
<br />
Kalian rela keluarkan banyak uang demi pendidikan anak kalian, kalian pilih sekolah-sekolah yang menurut kalian baik dan bagus buat pendidikan kalian, yang secara langsung sekolah tersebut sudah kalian nilai beberapa kali, kalian menjadi tim penguji sekolah buat anak-anak kalian sebelum mereka terjeun dan belajar disekolah tersebut.<br />
<br />
Tiba waktunya kalian mengisi semua formulir yang telah disedikan sekolah lengkap dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan sekolah, namun kebanyakan dari kalian tidak menghiraukan aturan yang telah dibuat sekolah dalam secarik kertas, dengan alasan bahwa kalian sudah tau aturan-aturan yang ada disekolah... oh... Tuhan, Engkau (Para Orang Tua) engkau tidak hiraukan secarik kertas yang berisi tentang surat perjanjian orang tua dan murid.<br />
<br />
Engkau titipkan anak-anak kalian disekolah-sekolah yang telah engkau seleksi sebelumnya dan engkau percayakan anak-anak kalian untuk di didik oleh sekolah, namun setelah semuanya berjalan ... tiba masa dimana anak yang engkau titipkan kepada pahlawan tanpa tanda jasa ini untuk dididik, masa dimana anakmu tidak membuat PR secara terus-terusan, masa dimana anakmu melanggar setiap peraturan yang telah dibuat sekolah, masa dimana mereka tidak terus-terusan tidak akhlak berbicara kepada guru, inilah masa dimana anakmu perlu dididik.<br />
<br />
Namun... Ketika kami para guru, mulai dan memulai untuk mendidik anakmu, dengan tujuan agar mereka menjadi lebih baik, malah yang terjadi adalah engkau yang mendidik kami (guru), sebab cara kami mendidik yang kalian anggap salah, kalian nilai kami keras sebab kami menyentuh anakmu dengan tangan kami, atau kami jewer anakmu, atau sebab terkadang kata-kata kami yang kalian anggap tidak bermoral, sebab kalian yang paling tau tentang moral.<br />
<br />
Oleh karena kelakuan kami yang kalian anggap tidak terdidik dan tidak bermoral juga dengan dalih undang-undang perlindungan anak, sehingga cara kami mendidik yang kalian anggap salah atau mungkin memang salah dengan semenah-menah kalian hakimi kami, kalian didik kami, kalian laporkan kami kepada polisi, oh ya... inikah cara kalian mendidik? Jika cara kami mendidik kalian anggap salah, bisa jadi cara seperti ini juga salah...<br />
<br />
Bersambung ....Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-11432860333050010602016-05-06T09:11:00.001+07:002016-05-06T16:24:07.510+07:00AMALAN MENGATASI ANAK NAKAL<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8SJIOFLuaNBlSBQO5AkjjxWb7YSXu2yA5t3jrZUPa2darQ0oHYBHXawjuNcYIj2_v3jg_nvvUqHJ6h7qZ7SLmjXivOYGfbF_C_528B4J4_HJ1qrqTGw7vg_zBk1VppHS2W2vNE24cOZRS/s1600/unnamed.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="151" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8SJIOFLuaNBlSBQO5AkjjxWb7YSXu2yA5t3jrZUPa2darQ0oHYBHXawjuNcYIj2_v3jg_nvvUqHJ6h7qZ7SLmjXivOYGfbF_C_528B4J4_HJ1qrqTGw7vg_zBk1VppHS2W2vNE24cOZRS/s320/unnamed.jpg" width="320" /></a></div>
Dikutip dari kitab Sullamul Futuhat. Amalannya cukup mudah, simpel, dan dapat dilakukan oleh orang awam seperti kita.<br />
<br />
Caranya yaitu dengan membaca ayat berikut ini sebanyak 7 kali, 41 kali,
111 kali, 313 kali, 1111 kali, atau 4444 kali pada makanan dan minuman
yang khusus disediakan untuk dikonsumsi anak. Insya Allah anak yang
tadinya nakal akan sedikit demi sedikit berkurang kenakalannya dan sadar
serta menjadi anak yang baik dan penurut. Berikut ayat yang harus
dibaca:
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا وَاتَّقُوْا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Yaa ayyuhal ladzina aamanush biruu wa shoobiruu wa roobithuu, wat taqullooha la'allakum tuflikhuun. [QS Ali Imron ayat 200 ].</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Silakan diamalkan bagi yang memang sedang membutuhkan. Insya Allah
berkah dan bermanfaat. Sebab amalan ini merupakan amalan milik para
ulama, yang tentu saja sudah terbukti kedekatan dan keberkahan mereka.
Semoga bermanfaat. [Rizalullah].</div>
Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-7210524188734100852016-03-04T18:08:00.001+07:002016-03-04T18:08:44.406+07:00Nasihat Al-Habib Zein bin Smith Soal Pendidikan Anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbC5F3TCrel4PeSvBaUjaEWaVNG3VDkvCMi_Yb3PJ0kfe0uwIEv2yKgb4OIBB45bbxWEWrvYpncdsq_SVFLS68LDc6q4MWYZrZqUPGJz0HklbBt2lnfA4XLLgqGm5g-JYC4TtMHuYUK0m6/s1600/hb+zein+bin+smith2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbC5F3TCrel4PeSvBaUjaEWaVNG3VDkvCMi_Yb3PJ0kfe0uwIEv2yKgb4OIBB45bbxWEWrvYpncdsq_SVFLS68LDc6q4MWYZrZqUPGJz0HklbBt2lnfA4XLLgqGm5g-JYC4TtMHuYUK0m6/s320/hb+zein+bin+smith2.jpg" width="320" /></a></div>
Nasihat Al-Habib Zein bin Smith Untuk Kedua Orang Tua<br /><br />Seharusnya bagi setiap orang tua mendoakan untuk anak-anaknya dan tidak
mencaci mereka, Seperti mendoakan untuk anaknya kehancuran, bodoh dan
lain sebagainya sekalipun dalam keadaan marah atau payah.<br /><br />Harusnya bagi orang tua menghindarinya karena doa orang tua diijabahi
Allah swt, lebih-lebih kalau tepat waktu yang di ijabahi Allah SWT,
akhirnya mendapatkan penyesalan dan kerugian karena terburu-buru dan
mendoakan jelek anaknya.<br /><br />Berapa banyak cerita bahwasannya
orang tua melakukan hal tersebut sehingga anaknya sakit, meninggal, gila
dan lain sebagainya dari kejelekan karena sebab doanya orang tua. Wajib
atas orang tua selalu mendoakan baik untuk anaknya walaupun dalam
keadaan emosi dengan mengatakan kepada mereka seperti : Allah yahdik,
Allah yarhamuk, dan lain-lain.<br /><br />Sehingga tepat dengan waktu
yang diijabahi anaknya menjadi beruntung karena sebab doanya.<br />
Di
ceritakan oleh ulama’; Seorang datang ke salah satu ulama’ mengadu
tentang kejelekan akhlaq dan adab anaknya, ulama’ tersebut bertanya,<br />“mungkin kamu mendoakan jelek untuknya?”<br />Lalu seorang tersebut menjawab : ” ya”,<br /><br />
kamu yang merusaknya kata si ulama’ tersebut. Wajib bagi orang tua
membantu anaknya agar bisa berbakti kepadanya dan tidak memaksakan untuk
mereka dari apa-apa yang tidak mampu mereka kerjakan, berbicara santun
dengan mereka dan memanggil dengan kata-kata yang baik, dalam hadits
Nabi saw bersabda:<br /><br />
<h3>
رحم الله والدا اعان ولده على بره قالوا : كيف يارسول الله؟ قال : يقبل احسانه ويتجاوز عن إساءته</h3>
<br />” Allah swt merohmati orang tua yang membantu anaknya agar berbakti “,<br /><br />para sahabat bertanya :<br /><br />” Bagaimana itu wahai Rosulullah?”<br /><br />Rasulullah menjawab :<br /><br />” Menerima kebaikan dan memaafkan kesalahannya.”<br /><br />“Jagalah, perhatikan, didik anak kalian dengan pendidikan yang baik dan
jagalah mereka dari teman yang jelek, Mudah-mudahan Allah menjaga
anak-anak kita dari kejelekan.”<br /><br />Aaamiiin…<br /><br />Wallahu`alam<br /><br /> Sumber : Al-Habib Zein bin SmithToyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-89702818166146150962016-02-27T19:56:00.001+07:002016-02-27T19:56:28.524+07:00Ketika Kiai Maimun Zubair Ditanya tentang Wahabi<br />
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9RTWTFsR1ZQBEG4z_Mi6iNsxZdHV6TgFStARaZMHXK24z4xXD9Znl8Nwk30rT1Tqf6NZhvPbxj4OXEAnmcdm2Fczw0fQ_vocrLL0itfe6Ebl7RFZthg3lUrA0JcToVWBiFoeAiu0pXx-C/s1600/kh%252Bmaimun%252Bzubair%252B%2525281.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9RTWTFsR1ZQBEG4z_Mi6iNsxZdHV6TgFStARaZMHXK24z4xXD9Znl8Nwk30rT1Tqf6NZhvPbxj4OXEAnmcdm2Fczw0fQ_vocrLL0itfe6Ebl7RFZthg3lUrA0JcToVWBiFoeAiu0pXx-C/s320/kh%252Bmaimun%252Bzubair%252B%2525281.jpg" width="268" /></a>Ini adalah cerita selingan ketika acara Seminar Nasional dan Bahsul
Masail Islam Nusantara di Aula Rektorat Universitas Negeri Malang (UM),
Malang, Jawa Timur, Sabtu, (13/02) kemarin. Cerita ini dikisahkan oleh
KH Azizi Abdullah dari Kediri, berdasarkan pengalamannya ketika sowan
kepada KH Maimun Zubair dalam sebuah kesempatan.<br /><br />Kiai Azizi saat
itu menanyakan hukum orang Wahabi yang dalam pengetahuannya adalah kafir
karena telah mensyirik-syirikkan orang NU karena amaliahnya. Sontak
Kiai Maimun marah-marah dengan cara pandang Kiai Azizi ini.<br /><br />“Hei, Mas, <span style="font-style: italic;">sampean </span>jangan <span style="font-style: italic;">ngawur</span>. Wahabi itu bukan kafir, Mas, tapi berdosa. Lha, orang berdosa itu: <span style="font-style: italic;">yaghfiru liman yasyaa’ wa yu’addzibu man yasyaa’</span>. Kalau Allah mengampuni, ya masuk surga, kalau tidak diampuni ya neraka,” kata Mustasyar PBNU ini.<br /><br />“Kalau kafir kan pasti masuk neraka. <span style="font-style: italic;">Sampean </span>ini jangan main hukum kafir begitu saja, wong <span style="font-style: italic;">sampean </span>saja belum pasti masuk surga. <span style="font-style: italic;">Ngapain ngurusi </span>orang lain,” tambahnya lagi.<br /><br />Kiai
Maimun lalu mengimbau kepada warga NU agar tidak terlalu ikut campur
dengan perkataan orang lain. Baginya, yang penting adalah menjaga akidah
diri sendiri.<br /><br />Mendengar jawaban Kiai Maimun tersebut, Kiai Azizi mengaku insaf dari asal menghukumi orang.<br />“Saya pun tobat,” kata Kiai Azizi disambut tawa para hadirin.</div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
Sumber:</div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
http://www.nu.or.id/post/read/65770/ketika-kiai-maimun-zubair-ditanya-tentang-wahabi </div>
Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-40340156002823046512016-02-16T17:13:00.001+07:002016-02-16T17:33:44.207+07:00Cerita Ahlul Bait di Saat Lebaran<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTT2BWcNpTvEB7zn_nf8TIpvCDrDtxn0_acn-nVCmithkek8hwlJFJcxP9vg8LUHOhWYKSNHZYnw3VOUgaSLDr0q8k9VH8v_-tdRRRI0Tt_Q4pLzK82dXN_TWjj2JfcXYO0xwoUbdeBs0E/s1600/images%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTT2BWcNpTvEB7zn_nf8TIpvCDrDtxn0_acn-nVCmithkek8hwlJFJcxP9vg8LUHOhWYKSNHZYnw3VOUgaSLDr0q8k9VH8v_-tdRRRI0Tt_Q4pLzK82dXN_TWjj2JfcXYO0xwoUbdeBs0E/s1600/images%25281%2529.jpg" /></a></div>
Alhasan dan Alhusain tidak memiliki pakaian untuk lebaran, sedangkan hari raya sebentar lagi datang.<br />
Mereka bertanya kepada ibunya, "Wahai ummah anak2 di Madinah telah dihiasi dg pakaian lebaran kecuali kami, mengapa bunda tidak menghiasi kami?".<br />
<br />
Sayyidah Fathimah menjawab, "sesungguhnya baju kalian berada di tukang jahit".<br />
<br />
Ketika malam hari raya tiba, mereka berdua mengulangi pertanyaan yang sama, maka Sayyidah Fathimah 'alaihassalam menangis karena sangat menyayangi mereka berdua.<br />
Ketika malam tiba, ada yang mengetuk pintu rumah, lalu Sayyidah Fathimah berkata, "siapa?"<br />
Orang itu menjawab, "Wahai putri Rasulullah, aku adalah tukang jahit, aku datang membawa pakaian".<br />
Maka beliaupun membuka pintu, tampak seseorang membawa sebuah bingkisan hadiah, lalu diberikan kepada Sayyidah Fathimah.<br />
<br />
Kemudian beliau membuka bingkisan tersebut didalam rumah, ternyata didalamnya terdapat 2 gamis, 2 celana, 2 mantel, 2 sorban serta 2 pasang sepatu hitam yang kesemuanya sangat indah.<br />
Lalu Sayyidah Fathimah membangunkan kedua putra kesayangannya lalu memakaikan hadiah tersebut kepada mereka.<br />
<br />
Kemudian Rasulullah Saw datang dan melihat keduanya sudah dihiasi dari semua hadiah yg terdapat dalam bingkisan tersebut. Kemudian Rasulullah Saw menggendong kedua cucunya dan menciumi mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang.<br />
<br />
Rasulullah Saw bertanya kepada Sayyidah Fathimah, "Apakah engkau melihat tukang jahit tersebut?"<br />
Sayyidah Fathimah menjawab,"Iya, aku melihatnya".<br />
<br />
Lalu Rasulullah Saw bersabda, "Duhai putriku, dia bukanlah tukang jahit, melainkan Malaikat Ridwan penjaga surga".<br />
Bahkan para penghuni langit dan bumi pun berbahagia jika kedua cucu Rasulullah berbahagia dan bersedih jika mereka bersedih.<br />
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala ali Sayyidina Muhammad.<br />
(*kisah2 keluarga kecil Rasulullah Saw yg spt ini mgkn tdk pernah ada dlm ceramah2, khotbah2 ataupun buku2. Tetapi Allah Swt menjaga kisah2 kemuliaan mereka 'alaihimussalam scr turun temurun)<br />
<br />Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-15733929609763287542016-02-15T21:56:00.000+07:002016-02-16T17:40:33.765+07:009 Keturunan Setan<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
“Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (Al- Baqarah: 169).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZz_63Ijq-m8azZ4Weofmlk28mqRKn1UKBb_2dfb7OA5TQnw7xu__ZcZkNPnMGDLsZ3y_dVTzWH7OOiNu217c2O64YsR2aLQFYcQX7Kp5V2mT2KgkzXnONJOU3raqJr5N-lMuGPTtpxdT0/s1600/images%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZz_63Ijq-m8azZ4Weofmlk28mqRKn1UKBb_2dfb7OA5TQnw7xu__ZcZkNPnMGDLsZ3y_dVTzWH7OOiNu217c2O64YsR2aLQFYcQX7Kp5V2mT2KgkzXnONJOU3raqJr5N-lMuGPTtpxdT0/s1600/images%25282%2529.jpg" /></a></div>
Setan, makhluk yang sungguh menggemaskan, beragam cara mereka gunakan untuk menggelincirkan manusia. Tak hanya itu, setan juga selalu berusaha tak kenal lelah dan putus asa untuk menjauhkan kita dari ibadah maupun menjadikan manusia durhaka pada Allah.<br />
<br />
Karena memang sifatnya yang pembangkang, tugas setan jelas, mencari sebanyak-banyaknya teman untuk menemani mereka di neraka kelak. Misi setan sudah jelas bagi kita semua, menggangu, menggoda, datang dari arah manapun, dan menggelincirkan manusia seluruhnya agar makin jauh dengan Allah SWT. Nabi Adam pun pernah digoda hingga beliau melakukan apa yang dilarang Allah. Berbagai cara setan menjatuhkan manusia ke dalam lubang kehinaan.<br />
Karena busuknya metode setan dalam menenggelamkan manusia ke lembah kekufuran itulah, Rasulullah SAW bersabda, “Anak keturunan setan ada sembilan, yaitu :<br />
<br />
1. Zalitun,<br />
2. Watsin,<br />
3. Laqus,<br />
4. A’wan,<br />
5. Haffaf,<br />
6. Murrah,9<br />
7. Masuth,<br />
8. Dasim,<br />
9. Walhan.”<br />
<br />
cara kerja mereka adalah :<br />
1. Zalitun ialah setan yang bertugas menggoda penghuni pasar dalam transaksi jual beli dengan menyuruh untuk melakukan kedustaan, penipuan, memuji-muji barang dagangan, mencuri timbangan dan bersumpah palsu.<br />
<br />
2. setan Watsin bertugas menggoda manusia yang tertimpa musibah agar tidak bersabar sehingga yang sebagian dari mereka yang berhasil digelincirkan setan berteriak histeris, menampar nampar pipi dan sebagainya.<br />
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku putus hubungan dengan orang-orang yang menjerit jerit ketika kematian, mencukur rambut di kepalanya, atau bahkan merobek-robek bajunya ketika tertimpa musibah.” (HR. Bukhari, Muslim).<br />
<br />
3. setan A’wan mereka bertugas menggoda para penguasa untuk berbuat zalim. Jabatan terkadang membuat seseorang lupa diri bahwa semua perbuatan kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan pengadilan Allah SWT kelak. Cerminan penguasa zalim telah Allah contohkan dalam sosok yang sangat fenomenal, yaitu Fir'aun.<br />
<br />
4. setan Haffaf, yakni setan yang bertugas membujuk dan menggoda orang untuk menenggak minuman keras.<br />
<br />
5. setan Murrah bertugas menggoda orang agar asyik bermain seruling atau alat musik berikut nyanyiannya. Sebagai manusia, kita memang butuh hiburan. Namun, hiburan dalam Islam tentu sudah diatur dengan baik dan tidak berlebihan. Artinya, jangan sampai bermain musik menjadi prioritas utama kita sebagai manusia. Tugas manusia ialah ibadah. (QS. Adz-Dzariyat: 56).<br />
<br />
6. Setan Laqus bertugas menggoda untuk menyembah api. Menyembah api, atau apa pun selain Allah adalah salah satu bentuk kemusyrikan.<br />
<br />
7. Setan Masuth bertugas menggoda manusia untuk menyebarkan berita-berita dusta lewat lisan manusia sehingga sulit ditemukan berita yang sebenarnya.<br />
<br />
8. Setan Dasim, setan yang berada dalam rumah. Jika seseorang tidak mengucapkan salam sewaktu memasuki rumah dan tidak pernah menyebut asma Allah di dalamnya, maka setan akan mengadakan perselisihan di antara anggota keluarga sehingga akan terjadi talak, khulu, maupun tindak kekerasan.<br />
<br />
9. Setan Walhan, bertugas menggoda manusia dalam beribadah seperti berwudhu, shalat, dan ibadah-ibadah lain. Setan Walhan, menurut riwayat lain tugas utamanya adalah menggoda manusia saat berwudhu untuk boros dalam menggunakan air. Padahal sudah jelas bagi kita, perilaku boros dalam berwudhu ialah salah satu makruh wudhu.<br />
<br />
Kami berlindung pada-Mu ya Allah, dari godaan setan yang terkutuk.<br />
Wallahu a’lam bishshawwab.Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-17873262789589647042016-02-13T08:01:00.002+07:002016-02-13T08:01:29.244+07:00Pahala Mencontohkan Kebaikan<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxYeWZZnMMzAoFU8_CMykfGggFS1bOPaJyEgMttWSI8S-Kc4BueFiLLCuARSJ-GUlf_uGRd-zBAfAnRWkwOTw1HXbKsTk9G0IZPcTyUUx67MYMzgj8BIyC_Gppo5RJnHKbIY6FO37aowtx/s1600/4-e1418790382483.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxYeWZZnMMzAoFU8_CMykfGggFS1bOPaJyEgMttWSI8S-Kc4BueFiLLCuARSJ-GUlf_uGRd-zBAfAnRWkwOTw1HXbKsTk9G0IZPcTyUUx67MYMzgj8BIyC_Gppo5RJnHKbIY6FO37aowtx/s320/4-e1418790382483.jpg" style="cursor: move;" width="320" /></a><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">DARI Abu ‘Amr Jarir bin Abdullah RA., ia berkata, “Suatu siang kami
bersama-sama Rasulullah SAW, tiba-tiba datanglah serombongan orang tak
beralas kaki, berkemul kain wol yang dilubangi pada bagian kepala dan
bersenjatakan pedang. Mereka kebanyakan dari suku Mudhar, bahkan
semuanya dari suku Mudhar.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Melihat kemiskinan yang mereka derita, berubahlah wajah Rasulullah
SAW, beliau kemudian masuk rumah dan segera keluar lagi, kemudian
menyuruh bilal untuk mengumandangkan adzan dan ikamah, sesudah
menyelesaikan salatnya beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia,
bertakwalah kalian kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, daripadanya Allah menciptakan istri, dan dari keduanya
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya, kalian
saling meminta satu sama lain, serta peliharalah hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.”</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Beliau juga menyampaikan firman Allah yang lain yang artinya, “Wahai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu semua kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat).“</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Seusai beliau berpidato, ada seseorang yang bersedekah dengan
sebagian dinarnya, dirham, pakaian, satu gantang gandum dan dengan satu
gantang kurmanya sehingga Jarir mengatakan, “Bahkan tidak ada yang ingin
ketinggalan sekalipun hanya bersedekah dengan separuh biji kurma.”</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><span style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kemudian datanglah seorang sahabat Anshar yang membawa pundi-pundi
besar, hampir saja ia tidak kuat untuk mengangkatnya, yang diikuti oleh
para sahabat yang lain. Akhirnya, saya melihat wajah Rasulullah SAW
tampak sangat gembira sehingga berkilauan seperti emas, beliau kemudian
bersabda, “Siapa saja yang yang pertama memberi contoh perilaku yang
baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan
pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi
sedikitpun. Dan siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang
jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan
mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi
sedikitpun.” (HR Muslim)</span></span>Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-54043766901846076532016-02-12T00:40:00.000+07:002016-05-13T21:54:43.134+07:00Biografi Imam Syafi'i Rahimullah Alaih<h3>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVxnJgQNMYV1k2XUnm2BDHIMrR9llirHnGGCBsyx3w_MfTYm9dudRHjPH_tENM8_7gVtAga9KayUeGKdxEmqeWGjyCAN0TPFNVaiKyjJ5UK5DXGBX2yNfmkk72mh5x3k0wnucOV2FN-_5O/s1600/BIOGRAFI+IMAM+SYAFII.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVxnJgQNMYV1k2XUnm2BDHIMrR9llirHnGGCBsyx3w_MfTYm9dudRHjPH_tENM8_7gVtAga9KayUeGKdxEmqeWGjyCAN0TPFNVaiKyjJ5UK5DXGBX2yNfmkk72mh5x3k0wnucOV2FN-_5O/s320/BIOGRAFI+IMAM+SYAFII.png" width="320" /></a></h3>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">Imām
al-Syāfi’i sebagai<span class="apple-converted-space"> </span><b>pendiri
mazhab Syafi’i</b><span class="apple-converted-space"> </span>nama
lengkapnya Muhammad bin Idris al-Syafi’i al-Quraisyi. Dilahirkan di desa Gazah
Palestina pada tahun 150 H / 767 M. Dan ia wafat di Mesir pada tahun 204 H /
819 M. Silsilah ia dengan Nabi Muhammad bertemu pada datuk mereka, Abdul
al-Manaf. Jelasnya adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas ibn ‘Abbas ibn
‘Usman Ibn Syāfi’i ibn al-Syu’aib ibn ‘Ubaid ibn Ali Yazid ibn Hasyim ibn
Mutalib ibn Abdul al-Manaf datuk Nabi Muhammad <span class="apple-converted-space"> </span>S.A.W.[1] </span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>Syafi’i ibn
as-Syua’ib</b><span class="apple-converted-space"> </span>adalah yang
menjadi nisbat al-Syafi’i Ibnu al-Syua’ib bertemu Nabi pada masa kecilnya dan
ayahnya masuk Islam pada saat perang Badar.[2]<span class="apple-converted-space"> </span>Jadi Imam al-Syafi’i adalah keturunan
Quraisy, tetapi ibunya bukan dari keturunan Quraisy tetapi berasal dari suku
‘Ad (dari Yaman), bukan keturunan ‘Alawiyyah.[3]</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">Sejak
dilahirkan Imām al-Syāfi’i sudah menjadi yatim, pengasuhan dan bimbingan
waktu kecil adalah di bawah sang ibu. <span lang="EN-US">Sejak
kecil Imam al-Syafi'i sudah menampakkan kecintaan dan kecerdasannya. Hal ini
terlihat dengan kemampuannya menghafal al-Qur’an sejak usia 7 tahun, proses
belajar pertama ia pergi ke daerah Huzail (pedalaman) yang mana merupakan
tempat orang-orang yang paling ahli dalam bahasa Arab. Imām al-Syāfi’i menimba
ilmu dengan berbagai guru, baik yang berkaitan dengan syi’ir-syi’ir, tata
bahasa maupun sastra-sastra Arab. Maka tak heran dia sangat ahli dalam
kebahasaan ‘Arab.[4]</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Ketika<span class="apple-converted-space"> </span><b>umur
Imām al-Syāfi’i</b><span class="apple-converted-space"> </span>mencapai 2
tahun, ibunya membawa ke Hijaz dan keqabilahnya yaitu penduduk Yaman, karena
ibunya Fatimah merupakan keturunan dari suku Azdiyah dan tinggal di suku
tersebut. Akan tetapi ketika umurnya mendekati usia 10 tahun, ibunya khawatir
kalau nasab anaknya yang mulia dari suku Quraisy akan dilupakan dan
dihilangkannya, sehingga ibunya membawa al-Syafi’i ke Mekkah. Perpindahan ini
dilatarbelakangi oleh beberapa hal yaitu:</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">1. <span class="apple-converted-space"> </span>Mekkah
adalah tanah kelahiran bapak dan<span class="apple-converted-space"> </span><b>nenek
moyang Imam al-Syafi’i</b>. Maka ibunya ingin anaknya dibesarkan diantara
keluarga ayahnya yang mempunyai kedudukan sosial yang terpandang dan mendapat
berbagai fasilitas dari Bait al-Mal, karena administrasi pemerintahan pada
waktu itu memang menyediakan tunjangan khusus bagi segenap anggota keluarga
Quraisy dari keturunan Hasyim dan Mutalib yaitu keluarga dekat Nabi s.a.w.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">2. <span class="apple-converted-space"> </span>Karena<span class="apple-converted-space"> </span>kota Mekkah
merupakan tempat ‘ulama, fuqaha’, syu’ara dan udaba’ sehingga Imām al-Syāfi’i
dapat berkembang dalam bahasa Arab yang murni dan mengambil cabang-cabang
keilmuan yang dikehendaki. <span lang="EN-US">Walaupun
Yaman dan Palestina itu lebih utama bagi ibunya karena daerah kaumnya yaitu
Azdiyah.[5]</span></span></span></div>
<h3>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Pendidikan, Pengembaraan dan
Karir Imam syafi'i</span></span></span></h3>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">Imām
al-Syāfi’i memulai kegiatannya menuntut ilmu sejak masa kecilya di Mekkah.
Walaupun ia dibesarkan sebagai anak yatim piatu dalam asuhan ibunya serta hidup
dalam kekurangan dan kesempitan, akan tetapi semangat untuk menuntut ilmunya
tidak pudar. <span lang="EN-US">Si ibu, Fatimah, mengirimkan al-Syafi’i
untuk belajar ke Kuttab (semacam taman kanak-kanak). Dengan kemaunnya yang
keras dan dorongan dari ibunya, ia mendatangi para ulama dan menulis apa yang
bermanfaat mengenai hal-hal yang penting.[6]</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Dari pengembaraan ilmiah yang telah dilakukan Imām
al-Syāfi’i dapat mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan yang dikembangkan
oleh para ‘ulama’, mulai pemikiran ‘ulama’ yang didasarkan pada hadis maupun
ra’yu, tetapi ia banyak dipengaruhi oleh corak pemikiran Irak yang dijadikan
dasar pengembangan mazhabnya pertama kali di Mekkah, yaitu dengan mengaktifkan
kembali halaqah di Masjid al-Haram.[7]</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Untuk<span class="apple-converted-space"> </span><b>pendalaman
hadis Imām al-Syāfi’i</b><span class="apple-converted-space"> </span>pergi
ke Madinah untuk berguru kepada Imam Malik bin Anas. Ia mampu
menyelesaikan pendidikan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan kemampuan
menghafal kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Muwatta</i>’
karya Imam Malik yang dibaca dengan di depan sang guru, hal ini membuat
kekaguman tersendiri bagi Imam Malik.[8]</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Karena merasa masih harus memperdalam pengetahuannya,
Imam al-Syafi’i kemudian pergi ke Irak, untuk memperdalam lagi ilmu fiqh,
kepada para murid Imam Abu Hanifah yang masih ada, dalam perantauannya
tersebut, ia sempat mengunjungi Persia dan beberapa tempat lain.[9]<span class="apple-converted-space"> </span>Pada waktu itu ia menyusun kitab usul
fiqh yang pertama dalam Islam yaitu “<i>al-Risalah</i>”.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Sebagai pecinta ilmu,<span class="apple-converted-space"> </span><b>Imām al-Syāfi’i mempunyai banyak
guru</b>, begitu banyaknya guru Imam Syafi’i sehingga Imam ibn Hajar
al-Asqalani menyusun satu buku khusus yang bernama<span class="apple-converted-space"> </span><i>Tawali al-Tasib</i><span class="apple-converted-space"> </span>yang di dalamnya disebut nama-nama
‘ulama’ yang pernah menjadi guru Imam Syafi’i, antara lain: Imam Muslim bin
Kholid, Imam Ibrahim in Sa’id, Imam Sufyan bin Uyainah, Imam Malik bin Anas,
Imam Ibrahim bin Muhammad, Imam Yahya bin Hasan, Imam Waqi’, Imam Fudail bin
Iyad.[10]</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Aktivitas dibidang pendidikan dimulai dengan mengajar
di Madinah dan menjadi asisten Imam Malik. Waktu itu usianya sekitar 29 tahun.
Sebagai ‘ulama’ fiqh namanya mulai dikenal, muridnya pun berdatangan dari
berbagai penjuru wilayah Islam. Selain sebagai ulama fiqh iapun dikenal sebagai
‘ulama' ahli hadis, tafsir, bahasa dan sastra Arab, ilmu falak, ilmu usul dan
ilmu tarikh.[11]</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Imām al-Syāfi’i digelari<span class="apple-converted-space"> </span><i>Nasir al-Sunnah</i><span class="apple-converted-space"> </span>artinya pembela Sunnah atau Hadis.
Karena sangat menjunjung tinggi Sunnah Nabi Muhammad s.a.w. Sebagaimana ia
sangat memuliakan para ahli hadis. ‘Ulama’ besar Abdul Halim al-Jundi,
menulis buku dengan judul,<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Imām
al-Syāfi’i, Nasir al-Sunnah wa wadi’ al-Usul</i>. Di dalamnya diuraikan secara
rinci bagaimana sikap dan pembelaan Imām al-Syāfi’i terhadap Sunnah. Intinya
adalah bahwa Imām al-Syāfi’i sangat mengutamakan Sunnah Nabi s.a.w. dalam
melandasi pendapat-pendapat dan ijtihadnya. Karena itu ia sangat berhati-hati
dalam menggunakan qiyas.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Menurut al-Imām al-Syāfi’i, qiyas hanya dapat digunakan
dalam keadaan terpaksa yaitu dalam masalah mu’amalah (kemasyarakatan) yang
tidak didapati nasnya secara pasti dan jelas di dalam al-Qur'an atau Hadis
sahih atau tidak dijumpai dalam ijma’ sahabat. Qiyas sama sekali tidak
dibenarkan dalam urusan ibadah. Dalam penggunaan qiyas, Imām al-Syāfi’i
menegaskan bahwa harus diperhatikan nas-nas al-Qur’an dan Sunnah yang telah
ada.[12]</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Imām al-Syāfi’i tinggal di Baghdad selama 2 tahun,
atas wewenang yang telah diberikan kepadanya oleh sang guru Muslim bin Khalid,
seorang ‘ulama’ besar yang menjadi mufti di Mekkah. Ia mengeluarkan fatwa-fatwa
selama tinggal di<span class="apple-converted-space"> </span>Baghdad,<span class="apple-converted-space"> </span><b>pendapat-pendapat Imām al-Syāfi’i</b><span class="apple-converted-space"> </span>yang difatwakan tersebut dinamakan
dengan<span class="apple-converted-space"> </span><i>qaul qadim</i>. Ketika
itu pengaruh mazhab Syafi’i mulai tersebar luas dikalangan masyarakat, kemudian
untuk sementara waktu dia terpaksa pergi meninggalkan<span class="apple-converted-space"> </span>Baghdad </span>menuju Makkah
untuk memenuhi panggilan hati yang masih haus ilmu pengetahuan.[13]</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Pada tahun 198 H. Imam al-Syafi`i kembali ke<span class="apple-converted-space"> </span>Baghdad </span>untuk merawat
dan mengembangkan benih-benih mazhab yang telah ditebarkan, pada saat itulah
pengaruhnya mengalami perkembangan pesat. Hampir tidak ada lapisan masyarakat
Baghdad yang tidak tersentuh oleh roda pemikirannya, dan diantara<span class="apple-converted-space"> </span><b>pilar-pilar pendukung mazhab
Syafi’i</b><span class="apple-converted-space"> </span>yang masyhur adalah
Ahmad bin Hambal (pendiri mazhab Hambali) al-Zafarani, Abu Sur, al-Karabisi, 4
orang inilah yang tercatat sebagai periwayat<span class="apple-converted-space"> </span><i>qaul
qadim</i><span class="apple-converted-space"> </span>yang tertuang dalam
kitab al-Hujjah.[14]</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Kemudian Imam al-Syafi’i merasa terpanggil untuk
memperluas lagi mazhabnya,[15]<span class="apple-converted-space"> </span>dengan
berbekal semangat dan tekad dia mengembara ke negeri Mesir, disana Imām
al-Syāfi’i meneliti dan menelaah lebih dalam lagi ketetapan fatwa-fatwa ia
selama di<span class="apple-converted-space"> </span>Baghdad,
kemudian muncullah rumusan-rumusan baru yang kemudian terkenal dengan istilah<span class="apple-converted-space"> </span><i>qaul</i><span class="apple-converted-space"> </span><i>jadid</i><span class="apple-converted-space"> </span>yang tertulis dalam kitab al-<i>Umm</i>,<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Imla</i>,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Mukhtasar Muzanni</i><span class="apple-converted-space"> </span>dan<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Buwaiti</i>.
Diantara pendukung dan periwayat<span class="apple-converted-space"> </span><i>qaul
jadid<span class="apple-converted-space"> </span></i>yang terkenal adalah:
al-Buwaiti, al-Rabi’ al-Jaizi, al-Muradi, al-Harmalah dan ‘Abdullah bin
al-Zubair al-Makki.[16]</span></span></span></div>
<h3>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Guru dan Murid Imam syafi'i</span></span></span></h3>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Imam al-Syafi’i pada masa mudanya, waktunya dihabiskan
untuk menuntut ilmu pengetahuan di markas-markas ilmu pengetahuan, seperti di<span class="apple-converted-space"> </span>kota </span>Mekkah,
Madinah, Kufah, Syam dan Mesir. Ia mengembara dari satu tempat ke tempat lain
untuk mempelajari ilmu tafsir, fiqh, hadis kepada guru-guru yang banyak
tersebar di berbagai pelosok negerinya.</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Guru-gurunya yang masyhur antara lain:</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">1. di
Mekkah</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">a. <span class="apple-converted-space"> </span>Muslim
bin Khalid al-Zanji</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">b. <span class="apple-converted-space"> </span>Ismail
bin Qastantin</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">c. <span class="apple-converted-space"> </span>Sufyan
bin Uyainah</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">d. <span class="apple-converted-space"> </span>Sa’ad
bin Abi Salim al-Qaddah</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">e. <span class="apple-converted-space"> </span>Dawud
bin Abd. al-Rahman al-Atur</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">f. <span class="apple-converted-space"> </span>Abd. al-Hamid bin abd. Aziz</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">2. di
Madinah</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">a. <span class="apple-converted-space"> </span>Imam
Malik bin Anas</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">b. <span class="apple-converted-space"> </span>Ibrahin
bin Sa’ad al-Ansari</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">c. <span class="apple-converted-space"> </span>Abd.
al-Azzi bin Muhammad al-Darudi</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">d. <span class="apple-converted-space"> </span>Ibrahim
bin Abi Yahya al-Aswamiy</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">e. <span class="apple-converted-space"> </span>Muhammad
bin Sa’id</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">f. <span class="apple-converted-space"> </span>Abdullah bin Nafi’</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">3. di
Yaman</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">a. <span class="apple-converted-space"> </span>Matraf
bin Mazin</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">b. <span class="apple-converted-space"> </span>Hisyam
bin Abu Yusuf</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">c. <span class="apple-converted-space"> </span>‘Umar
bin Abi Salamah</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">d. <span class="apple-converted-space"> </span>Yahya
bin Hasan</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">4. di
Iraq</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">a. <span class="apple-converted-space"> </span>Waqi’
bin Jannah</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">b. <span class="apple-converted-space"> </span>Hamad
bin Usamah</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">c. <span class="apple-converted-space"> </span>Isma’il
bin Ulyah</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">d. <span class="apple-converted-space"> </span>Abd.
al-Wahab bin Abd. al-Majid</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">e. <span class="apple-converted-space"> </span>Muhammad
bin Hasan</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">f. <span class="apple-converted-space"> </span>Qadi bin Yusuf.[17]</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Guru-guru tersebut di atas adalah dari berbagai
aliran. Misalnya Sufyan bin Uyainah di Mekkah dan Imam Malik bin Anas adalah
golongan ahli hadis, di Irak Ia berguru pada golongan dari ahli ra’yi, aliran
Imam Hanafi dan di Yaman golongan fiqh aliran mazhab al-Auza’i. Karena
bermacam-macam aliran itulah, maka Imam Syafi’i terkenal sebagai imam yang
sangat hati-hati dalam menentukan hukum serta ia terkenal sebagai ahli qiyas.
Abdul Karim Zaidan menyatakan:</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">Imam
al-Syafi’i melakukan kajian tentang mazhab-mazhab terkenal pada masanya dengan
kajian verifikasi, kritis dan membuat perbandingan. Ia pada masa mudanya
mengkaji fiqh ahli Mekkah dari Muslim bin Khalid dan lainnya, kemudian
mendalaminya kepada Malik bin Anas dan ahli fiqh Madinah hingga ia diperhitungkan
termasuk murid Imam Malik dan pengikut madrasah Madinah dan masyhur dengan
pensifatan ini hingga ia datang ke Bagdad pertama kali dan mengkaji fiqh Abu
Hanifah dan mazhab dari jalur Muhammad bin al-Hasan. Dan karenanya, ia
menyimpulkan fiqh Hijaz dan fiqh Irak. Maka ketika pulang ke Mekkah ia mengkaji
dengan mendalam dan merenungkannya. Dari sini kelihatan<span class="apple-converted-space"> </span><b>kepribadian Imam al-Syafi’i</b><span class="apple-converted-space"> </span>dengan fiqh yang baru yaitu sintesis
dari fiqh ahli<span class="apple-converted-space"> </span>Iraq dan
ahli Hijaz dan mulai membedah dengan mazhab khusus.<span lang="EN-US">[18]</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Adapun<span class="apple-converted-space"> </span><b>murid-murid
Imam al-Syafi’i</b><span class="apple-converted-space"> </span>tersebar di
berbagai negeri, di Mekkah ada Abu Bakar al-Humaidi, Ibrahim bin Muhammad
al-‘Abbas, Abu Bakar Muhammad bin Idris, Musa bin Abi al-Jarud, kemudian di
Bagdad, diantara muridnya adalah Hasan al-Sa’bah al-Za’farani, al-Husain bin
Ali al-Karabisiy, Abu Tur al-Kulbiy dan Ahmad bin Muhammad. Sedangkan di Mesir
di antara muridnya adalah al-Buwaiti, Ismail, Muzanni, Muhammad bin ‘Abdullah
bin Abd. al-Hakam dan al-Rabi’ bin Sulaiman.[19]<span class="apple-converted-space"> </span>Adapun ulama-ulama masyhur yang banyak
meriwayatkan hadis-hadisnya diantaranya:</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">1) <span class="apple-converted-space"> </span>Ahmad
bin Khalid al-Khallal yaitu Abu Bakar Ja’far al-Bagdadiy. Hadis-hadisnya banyak
meriwayatkan al-Nasa’i dan al-Turmuzi.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">2) <span class="apple-converted-space"> </span>Ahmad
bin Sinan bin As’ad bin Hibban al-Qatatan, hadisnya banyak diriwayatkan oleh
al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, al-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">3) <span class="apple-converted-space"> </span>Ahmad
bin Salih al-Misri, laqabnya Abu Ja’far al–Tabari, al-Hafiz, hadis-hadisnya
diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Abu Daud.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">4) <span class="apple-converted-space"> </span>Ahmad
bin Hambal, penyusun kitab Musnad Ahmad bin Hambal dan pendiri mazhab Hambali.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">5) <span class="apple-converted-space"> </span>Ibrahim
bin Khalid bin al-Yaman abu Sur al-Kalbiy al-Bagdadiy. Hadisnya banyak
diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dan Abu Qasim al-Bagawiy.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">6) <span class="apple-converted-space"> </span>Isma’il
bin Yahya bin Isma’il dengan laqab al-A’immah al-Jalil Abu Ibrahim al-Muzanniy,
‘ulama’ besar yang banyak menyusun naskah dan fatwa Imām al-Syāfi’i dan juga
mneyusun hadis beserta sanadnya.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">7) <span class="apple-converted-space"> </span>Bahr
bin Nasr ibnu Sabiq al-Khuzaimiy yang memperdalam masalah ikhtilaf hadis dari
Imām al-Syāfi’i.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">8) <span class="apple-converted-space"> </span>Al-Rabi’
bin Sulaiman al-Muradiy. Ia adalah murid utama Imām al-Syāfi’i di Mesir
yang meriwayatkan kitab-kitabnya termasuk menyusun musnad al-Syafi’i, hadisnya
banyak diriwayatkan oleh Abu Daud, al-Nasa’iy, Ibnu Majah, dan Abu Zur’ah.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">9) <span class="apple-converted-space"> </span>Harmalah
bin Yahya bin ‘Abdullah, hadisnya banyak diriwayatkan oleh al-Nasa’i dan
Ibnu Majah.[20]</span></span></span></div>
<h3>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Karya Ilmiah Imam syafi'i</span></span></span></h3>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Sebagai seorang ilmuwan yang multi disipliner, Imam
al-Syafi’i memiliki karya ilmiah yang sangat banyak. Menurut riwayat Imam Abu
Muhammad al-Hasan bin Muhammad al-Marwaziy – seperti yang dikutip al-Nawawi –
bahwa karya ilmiah Imam al-Syafi’i mencapai 113 kitab tentang tafsir, fiqh,
kesusastraan ‘arab dan lainnya.[21]<span class="apple-converted-space"> </span>Metode
Imam al-Syafi’i dalam mengarang buku itu ada yang langsung ditulis oleh ia
sendiri ataupun dengan cara mendiktekan kepada murid-muridnya.</span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizi-8S0wkLmtbR2J2wvp5DSrPCuOQgCqTh1TytFHDAcKqSVYnew3eZJv2h3BMa8QjeiG0mLy6mj9Yqx3QqzHpw6A9p8fcKcTiKME3dioG5MPJAmiLJRXpGhd0S7KoXo1b6-5vryBCn7Tg/s1600/Fiqih_Imam_Syafi_.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><br /></a></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<br />
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Para </span>ahli sejarah berbeda
pendapat tentang kapan Imam al-Syafi’i mulai menulis pendapat-pendapat dan
pemikiran-pemikirannya. Apakah ketika ia berada di Mekkah atau ketika berada di<span class="apple-converted-space"> </span>Bagdad.
Menurut riwayat yang masyhur ia mulai menulis karyanya ketika di Mekkah sebelum
datang ke<span class="apple-converted-space"> </span>Iraq untuk
yang kedua kalinya. Karya-karyanya terkenal dengan materi yang luas dan analisa
yang dalam khususnya al-Risalah dan al-Umm. Kitab-kitab karya itu antara lain:</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">1. <span class="apple-converted-space"> </span>Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Risalah</i></span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><i><span lang="EN-US">Al-Risalah</span></i><span lang="EN-US">, suatu kitab yang khusus membahas tentang usul fiqh dan merupakan buku
pertama yang ditulis ‘ulama’ dalam bidang usul fiqh. Kitab ini disusun dua
kali, Pertama ketika Imam al-Syafi’i ada di<span class="apple-converted-space"> </span>Baghdad </span>yang kemudian
dikenal dengan<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Risalah
al-Qodimah</i>, yang kedua ketika ia berada di Mesir dikenal dengan<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Risalah al-Jadidah</i>. Namun
yang sampai kepada kita sekarang adalah risalah yang kedua.[22]</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Imām al-Syāfi’i tidak memberikan nama kitab tersebut
dengan<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Risalah</i>., ia
hanya menyebutnya dengan<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>al-Kitab<span class="apple-converted-space"> </span></i>(kitab ini),<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>kitabiy<span class="apple-converted-space"> </span></i>(kitabku) dan<span class="apple-converted-space"> </span><i>kitabuna<span class="apple-converted-space"> </span></i>(kitab kami). Kitab ini dinamai<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Risalah<span class="apple-converted-space"> </span></i>karena kitab ini dikirimkan
oleh Imām al-Syāfi’i dari<span class="apple-converted-space"> </span>Baghdad </span>kepada Abd.
al-Rahman bin Mahdi yang berada di Mekkah.[23]</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Risalah
al-Qadimah</i><span class="apple-converted-space"> </span>ditulis oleh Imām
al-Syāfi’i di Mekkah dan baru disempurnakan ketika di<span class="apple-converted-space"> </span>Baghdad </span>kemudian
dikirimkan oleh Ibnu al-Mahdi.[24]<span class="apple-converted-space"> </span>Dan
ketika ia berada<span class="apple-converted-space"> </span>di
Mesir,<span class="apple-converted-space"> </span>ia menyusun lagi
kitab al-Risalah ini dengan hafalan atas dasar<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Risalah al-Qodimah</i><span class="apple-converted-space"> </span>yang merupakan al-Risalah yang ada
sampai sekarang. Oleh karenanya disebut<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Risalah
al-Jadidah</i><span class="apple-converted-space"> </span>(kitab risalah
yang baru).[25]</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">2. Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Hujjah</i></span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Hujjah</i><span class="apple-converted-space"> </span>termasuk dalam<span class="apple-converted-space"> </span><i>qoul qodim<span class="apple-converted-space"> </span></i>dalam bidang fiqh dan<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>furu</i>’, karena disusun
oleh Imām al-Syāfi’i ketika di<span class="apple-converted-space"> </span>Bagdad.
Isi kitab ini secara umum ditujukan untuk menanggapi pendapat yang dikemukakan
oleh ulama<span class="apple-converted-space"> </span>Iraq </span>khususnya
pendapat Muhammad bin al-Hasan.[26]</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Dalam kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>kasyf
al-Zunun<span class="apple-converted-space"> </span></i>dikatakan bahwa<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Hujjah</i><span class="apple-converted-space"> </span><b>karya Imam al-Syafi’i</b><span class="apple-converted-space"> </span>merupakan kitab yang besar disusun
ketika ia berada di<span class="apple-converted-space"> </span>Iraq.
Jika dikatakan pendapat yang lama dari mazhabnya maka maksudnya adalah karya
ini.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">3. Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Mabsut</i></span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><i><span lang="EN-US">Al-Mabsut<span class="apple-converted-space"> </span></span></i><span lang="EN-US">adalah kitab fiqh karya Imām al-Syāfi’i yang
diriwayatkan oleh al-Rabi’ bin Sulaiman dan al-Za`faraniy.[27]<span class="apple-converted-space"> </span>Namun,<span class="apple-converted-space"> </span>Para </span>‘ulama’ berbeda pendapat
tentang apakah<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Mabsut<span class="apple-converted-space"> </span></i>ini merupakan kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Hujjah</i><span class="apple-converted-space"> </span>yang diriwayatkan oleh al-Za`faraniy
dari Imam al-Syafi`i di Baghdad ataukah merupakan kitab<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>al-Umm</i><span class="apple-converted-space"> </span>yang diriwayatkan al-Rabi’ dari Imam
al-Syafi`i di Mesir atau merupakan kitab lain yang berbeda dari keduanya.
Menurut pendapat Imam al-Sayid bin Muhammad bin al-Sayid Ja’far al-Kattaniy
bahwa kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Mabsuth</i><span class="apple-converted-space"> </span>bukan kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Hujjah</i><span class="apple-converted-space"> </span>ataupun<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Umm<span class="apple-converted-space"> </span></i>akan tetapi kitab tersendiri dari
Imām al-Syāfi’i.[28]</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">4. Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Musnad</i></span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Kitab musnad al-Syafi`i merupakan kitab yang berisi
riwayat hadis-hadis al-Syafi`i, sistem penyusunan dan pembahasan kitab ini
adalah menurut sistematika kitab-kitab fiqh yakni secara berurutan, diawali
dengan masalah ‘ibadah, kemudian munakahah, kemudian masalah jihad, kemudian
masalah qada’ dan jinayah. Di<span class="apple-converted-space"> </span>sana </span>terdapat
beberapa hadis yang diselipkan di antara masalah tersebut. Terdiri dari 66 bab
dengan istilah “kitab”. Kitab ini jika dibandingkan dengan musnad Ahmad bin
Hambal, jumlah hadisnya lebih sedikit, tetapi jika dibandingkan dengan musnad
al-Hanafi maka hadisnya lebih banyak. Kitab ini termasuk kitab yang
diperhatikan ‘ulama’ hadis pada abad kedua Hijriah dan merupakan kitab hadis
pertama yang sampai kepada kita yang menggunakan “<i>mi’yar</i>” ilmu hadis.[29]</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">5. Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Umm</i></span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Umm</i><span class="apple-converted-space"> </span>merupakan kitab yang berisi
masalah-masalah fiqih yang dibahas berdasarkan pokok-pokok pikiran Imām
al-Syāfi’i yang terdapat dalam kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Risalah</i>.
Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Umm</i><span class="apple-converted-space"> </span>ini diriwayatkan oleh al-Rabi’ bin
Sulaiman al-Muradiy. Kitab ini terdiri dari 7 jilid dan telah dimasukkan di
dalamnya beberapa karangan Imam Syafi’i yang lain yaitu:</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">a. <span class="apple-converted-space"> </span>Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>Jami’</i><span class="apple-converted-space"> </span><i>al-‘Ilm</i><span class="apple-converted-space"> </span>berisi pembelaan Imām al-Syāfi’i
terhadap sunnah Nabi Muhammad s.a.w. Dan kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ibhal</i><span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Istihsan</i><span class="apple-converted-space"> </span>berisi bantahan ia terhadap penggunaan
istihsan sebagai dasar hujjah.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">b. <span class="apple-converted-space"> </span>Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Radd ‘ala Muhammad bin Hasan</i>,
yang berisi bantahan ia terhadap pendapat Muhammad bin Hasan tentang pendapat
‘ulama’ Madinah sebagai dasar hukum.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b><span lang="EN-US">c.</span></b><span lang="EN-US"> <span class="apple-converted-space"> </span>Kitab<span class="apple-converted-space"> </span><i>Siyar al-Auza’i</i>, yang berisi
pembelaan ia terhadap pembahasan Imam Auza’i.[30]</span></span></span></div>
<h3>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">Referensi tulisan Biografi Imam
Syafi'i :</span></span></span></h3>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[1]<span class="apple-converted-space"> </span>Abd.
al-Rahim al-Asnawi Ijmal al-Din,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Tabaqat
al-Syafi’iyyah</i>,<span class="apple-converted-space"> </span><i> </i>(Beirut:
Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1987), hlm. 18.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[2]<span class="apple-converted-space"> </span>M.
Abu Zahrah,<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Syafi'i
Hayatuhu wa Asruhu Ara’uhu wa Fiqhuh</i>, cet. ke-2 (Beirut: Dar al-Fikr,
1948), hlm. 16-17.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[3]<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ibid</i>.,
hlm. 17. akan tetapi Munawwar Cholil cenderung pada riwayat yang mengatakan
bahwa ibunya berasal dari keturunan ‘Alawiyyah. Lihat Munawwar Cholil,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Biografi Empat Serangkai Imam
Mazhab</i>, cet. ke-9, (Jakarta: Bulan Bintang, 1955), hlm. 200.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[4]<span class="apple-converted-space"> </span>Wahbah
al-Zuhaili,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Fiqh al-Islam wa
Adillatuh,<span class="apple-converted-space"> </span></i> (Beirut: Dar
al-Fikr, 1989), I : 35.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[5]<span class="apple-converted-space"> </span>A.
Nahrawi A.S.<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Imām
al-Syāfi’i fi Mazahibihi al-Qadim wa al-Jadid</i>, diterbitkan oleh
pengarangnya untuk kalangan terbatas, 1994, hlm. 29. Dan Ali Yafie.<span class="apple-converted-space"> </span><i>Menggagas Fiqih Sosial</i>,
(Bandung: Mizan, 1995), hlm. 40.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[6]<span class="apple-converted-space"> </span>Abd.
al-Ganiy al-Daqir,<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Imām
al-Syāfi’i Faqih al-Sunnah al-Akbar</i>, (Dimsyik: Dar al-Qalam, 1990), hlm. 54.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[7]<span class="apple-converted-space"> </span>M.
Abu Zahrah,<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>al-Syafi’i</i>…,
hlm. 28.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[8]<span class="apple-converted-space"> </span>Khudari
Beik,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Tarikh al-Tasyri
al-Islamiy</i>, (Indonesia: Dar Ihya wa al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1981), hlm.
251.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[9]<span class="apple-converted-space"> </span>Muhammad
Jawad Mughniyyah,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Fiqh Lima
Mazhab,<span class="apple-converted-space"> </span></i>cet. ke-2<span class="apple-converted-space"><i> </i></span> (Jakarta:
PT. Lentera Basritama, 2001), hlm. xxix.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[10]<span class="apple-converted-space"> </span>Tim
Penyusun,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ensiklopedi Islam,</i><span class="apple-converted-space"> </span>cet ke-3 (Jakarta: PT. Ichtiar Baru,
Van Hoeve, 1994), IV: 328.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[11]<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ibid</i>.,
hlm.328. Lihat pula M. Abu Zahrah,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Tarikh
al-Mazahib,<span class="apple-converted-space"> </span></i>hlm<i>.<span class="apple-converted-space"> </span></i>449,<span class="apple-converted-space"><i> </i></span>dan Khudari Beik¸<span class="apple-converted-space"> </span><i>Tarikh Tasyri’ al-Islamiy, <span class="apple-converted-space"> </span></i>hlm. 253<i>.</i></span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[12]<span class="apple-converted-space"> </span>Tim
Penyusun,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ensiklopedi</i>…,<span class="apple-converted-space"><i> </i></span>IV: 329.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[13]<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ibid.<span class="apple-converted-space"> </span></i>, hlm. 328. Lihat pula
Khudari Beik,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Tarikh at-Tasyri
al-Islamiy</i>, hlm. 253-254.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[14]<span class="apple-converted-space"> </span>Tim
Penyusun,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Mengenal Istilah dan
Rumus Fuqaha</i>, (Kediri: MHM, 1997), </span>hlm. 112-113.</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[15]<span class="apple-converted-space"> </span>Sebenarnya
kepergian Imām al-Syāfi’i ke Mesir atas permintaan wali negeri
Mesir, ‘Abbas bin Musa untuk memberikan pengajaran di Masjid ‘Amr bin As. Hal
ini buat al-Syafi’i dirasa cukup berat, karena harus meninggalkan banyak murid
di<span class="apple-converted-space"> </span>Baghdad.
Dan pengajaran di Mesir dilakukan siang hari di Masjid dan malam hari
dilakukan di rumahnya. Lihat Ensiklopedi Islam, Tim Penyusun, cet. ke-3
(Jakarta: PT. Ichtiar baru, Van Houve, 1994), IV: 328.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[16]<span class="apple-converted-space"> </span>Tim
Penyusun,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Mengenal Istilah dan
Rumus Fuqoha</i>, hlm. 113.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[17]<span class="apple-converted-space"> </span>Siradjuddin
Abbas,<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>Sejarah dan
Keagungan Mazhab Syafi’i <span class="apple-converted-space"> </span></i>(Jakarta:
Pustaka Tarbiyah, 1994), hlm. 18.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[18]<span class="apple-converted-space"> </span>Abd.
al-sKarim Zaidan,<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Madkhal
li Dirasah al-Syari`ah al-Islamiyyah</i>, (Beirut: Muassasah Risalah, 1989),
hlm. 140-141.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[19]<span class="apple-converted-space"> </span>A.
Al-Syurbasi,<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Aimmah
al-Arba`ah</i>, alih bahasa Jalil Huda dan A. Ahmadi, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1993), hlm.151-152.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;">[20]<span class="apple-converted-space"> </span>Taj al-Din al-Subkiy,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Thabaqoh al-Syafi’iyyah al-Kurba,<span class="apple-converted-space"> </span></i>(Mesir: al-Hasyimiyyah, t.t.),
hlm. 186-276.</span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[21]<span class="apple-converted-space"> </span>Abi
Zakariya Muhyidin al-Nawawi,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Tahzib
al-Asma’ wa al-Lugat,</i><span class="apple-converted-space"> </span>(Beirut:
Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.), hlm. 53.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[22]<span class="apple-converted-space"> </span>A.
Nahrawi A. S.<span class="apple-converted-space"> </span><i>Al-Imām
al-Syāfi’i fi Mazahibih al-Qadim wa al-Jadid</i>, diterbitkan oleh pengarangnya
untuk kalangan terbatas, 1994, hlm. 716.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[23]<span class="apple-converted-space"> </span>Al-Syafi`i,<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>al-Risalah</i>, ditahqiq
oleh A. M. Syakir, (Mesir: Mustafa Babiy al-Halabiy, 1940), hlm.12.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[24]<span class="apple-converted-space"> </span>Abu
Zahrah, <span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Imām
al-Syāfi’i Hayatuhu wa Asruhu Ara’uhu wa fiqhuhu</i>, (Mesir: Dar al-Fikr
al-‘Arabiyy, t.t. ), hlm. 27.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[25]<span class="apple-converted-space"> </span>Al-Syafi`i,<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>al-Risalah</i>, hlm.11.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[26]<span class="apple-converted-space"> </span>A.
Nahrawi A. S.,<span class="apple-converted-space"> </span><i>al-Imam…</i>,
hlm. 712.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[27]<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ibid.</i>,<span class="apple-converted-space"><i> </i></span>hlm<i>.<span class="apple-converted-space"> </span></i>713.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[28]<span class="apple-converted-space"> </span><i>Ibid</i>.,
hlm. 714.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[29]<span class="apple-converted-space"> </span>A.
Nahrawi A. S.,<span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>Al-Imam</i>…,
hlm. 210.</span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><span lang="EN-US">[30]<span class="apple-converted-space"> </span>Muslim
Ibrahim dan Zufran Sabrie,<span class="apple-converted-space"> </span><i>Pengantar</i> <span class="apple-converted-space"> </span><i>fiqh</i><span class="apple-converted-space"> </span><i>Muqaran</i>, (ttp.: Erlangga,
1989), hlm. 99.<span class="apple-converted-space"> </span><b>Biografi Imam
Syafi'i </b></span></span></span>Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-29430965618372561842016-02-10T14:31:00.000+07:002016-02-10T17:20:46.616+07:00Kisah Kitab Jurumiyah Dilempar Oleh Pengarangnya <div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAlsPX1hdZT35lZ4CeeTxsKkOkjYUDGBljrx_2TvF0Si2WKAFNqNJludI72HWYDIub3yzB53Tp9WJtXlOpbPzIR4xe5uRsRzF0fUVeTiAS_iq2PwgBpWFxNVNdWCDWOi_aMdA9tMorqBGb/s1600/nini.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAlsPX1hdZT35lZ4CeeTxsKkOkjYUDGBljrx_2TvF0Si2WKAFNqNJludI72HWYDIub3yzB53Tp9WJtXlOpbPzIR4xe5uRsRzF0fUVeTiAS_iq2PwgBpWFxNVNdWCDWOi_aMdA9tMorqBGb/s1600/nini.jpg" /></a></div>
Diantara kitab-kitab fenomenal dalam bidang Ilmu Nahwu adalah kitab Al-Ajurumiyah karangan Abu Abdillah Muhammad Bin Muhammad Bin Daun Ash-Shanhaji atau biasa dikenal dengan sebutan <i>Ibnu Aj-jurumi Ash-Shonhaji</i>.
Kitab ini merupakan kitab ringkas yang memuat kaidah-kaidah ilmu nahwu
dasar. Oleh sebab itu banyak madrasah dan pesantren-pesantren yang
menjadikan kitab ini sebagai pijakan awal bagi santri pemula dalam
belajar ilmu nahwu.<br />
<br />
Namun, perlu kita ketahui bahwa dibalik lahirnya kitab Jurumiyah
ternyata ada sebuah kisah yang patut kita ketahui. Kisah yang menunjukan
betapa besarnya harapan sang penyusun (Syeikh Ash-Shonhaji) terhadap
kitabnya itu agar bisa bermanfaat dan semata-mata mengharapkan keridloan
Allah SWT.<br />
<br />
Diriwayatkan oleh Syeikh Ismail Bin Musa Al-Hamidi Al-Maliki (seorang
syeikh Al-Azhar) dalam kitabnya Khasyiyah 'ala Al-Kafrawi, bahwasanya;
ketika Syeikh Ash-Shonhaji selesai mengarang kitab jurumiyah beliau
lantas pergi kelaut dan melemparkan karyanya tersebut. Beliau berkata:<br />
<br /></div>
<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: center;">
إن كان خالصا لله فلا يبل</div>
<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal;">
<i style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">"Jika kitab tersebut murni (dibuat) karena Allah Ta'ala, maka ia tidak akan basah."</i></div>
<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal;">
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Dan benar saja. Kitab tersebut masih utuh tanpa basah dan tanpa rusak.
Hingga akhirnya saat ini kitab karya belia itu bisa kita baca sampai
sekarang.</span></div>
<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal;">
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Dalam riwayat lain sebagaimana termaktub dalam Tahqiq Al-Jurumiyah
mengutip dari hasyiyah Al-Hafnawi. Bahwasanya saat Syeikh Ash-Shanhaji
selesai menyusun kitab Jurumiyah, saat itu beliau berada di majlis yang
letaknya tinggi. Kemudian beliau melempar kitab jurumiyahnya ke udara
seraya berkata:</span></div>
<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal;">
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /></div>
<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: center;">
اللّهمّ إن كان خالصًا لوجهك فردّه عليّ</div>
<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
</span><i style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif;">"Ya Allah, jikalau kitab tersebut murni (dibuat) karena-Mu, maka kembalikan ia padaku."</i></div>
<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal;">
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Maka benar saja. Kitab tersebut kembali ketangan pengarangnya yang ikhlas.</span></div>
<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal;">
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Kisah diatas menunjukan betapa jurumiyah dibuat dengan ketulusan dan
mengharap ridlo illahi. Tidak heran jika kini kitab tersebut tetap
menjadi rujukan dasar dalam bidang ilmu nahwu dibelahan penjuru dunia
meskipun dibuat sudah ratusan tahun yang lalu. Dan hikmahnya: Kita mesti
melakukan segala sesuatu yang baik dengan tujuan ikhlas karena Allah
Ta'ala. Sebab, sesuatu yang berjalan dalam keikhlasan dan keridloan
Allah SWT akan menjadi keberkahan yang kemudian menghasilkan hal besar
meskipun sederhana.</span></div>
Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-82607916366491991092015-02-10T18:42:00.001+07:002015-02-10T18:42:22.373+07:00Air yang Mengalir<p dir="ltr">Pernah g' dulu duduk-duduk dipinggir sungai sambil ngeliat air yang mengalir dengan membawa banyak benda diatasnya, airnya ada yang ngalir dengan tenangnya tapi juga ada yang ngalir dengan derasnya.<br>
Pun benda-benda diatasnya terhanyut mengikuti arus air, kemanapun air membawanya dia akan ikut entah itu ketempat yang paling rendah dan paling kotor dia akan ikut aja ngalir ikut air. Begitu juga sebenarnya kehidupan kita, jika kita mengalir saja, mengikuti zaman, mengikuti keadaan tanpa melakukan perlawanan, sadar atau tidak sadar nantinya kita akan ikut ketempat yang sebenarnya membuat kita sangat tidak nyaman. Dalam dunia kerja, kalau kita ikut saja apa kata bos kita, biasanya nanti kita bakal jadi anak buah dan pesuruh seutuhnya, ikut... Aja apa kata bos. Dalam bermasyarakat kalau kita ikut aja apa yg terjadi ditengah masyarakat tanpa mengadakan perlawanan nah nantinya juga kita akan seutuhnya jadi masyarakat yang berkelas sampah masyarakat. Ikut arus ...<br>
Lakukan perlawanan ! Tapi jangan konyol, perlawanan yang saya maksud adalah dengan pertimbangan yang matang bahkan kalau perlu lakukan perlawanan dengan azas agama.<br>
Senjatanya sabar taktiknya shalat, manufernya istikhoro ya shalat lagi. Wuih mantep kalau itu yang kita lakuin. <br>
Salam hormat saya penulis pemula<br>
</p>
Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-70131056366962980142015-02-09T21:30:00.001+07:002015-02-09T22:02:11.807+07:00Friendship<p dir="ltr">Punya teman ???<br>
Hati-hati... Teman kadang bisa jadi lawan bahkan bisa jadi musuh yang mematikan yang dapat merongrong semua sendi kehidupan hehehhe agak lebay. Semua orang bisa jadi temanmu namun tidak semua orang bisa jadi sahabatmu. Yang mengenalmu lebih jauh, memahamimu lebih dalam, mengerti kamu walau tidak engkau jelaskan. Namun apa mau dikata namanya juga manusia punya titik kelemahan yang mencirikan kemanusiawiannya, punya rasa kecewa, rasa benci, rasa dikhianati. <br>
Rasulullah sebagai manusia pilihan yang dipilih untuk memimpin umat ini, Allah kirim orang-orang yang menjadi sahabat beliau dengan segala kekurangan dan kelebihan nya, membuat perjalanan beliau penuh warna, kekalahan dan kemenangan dalam setiap perjuangannya membuat Rasul dan sahabat-sahabatnya tetap kokoh untuk bersatu, tanpa menyalahkan satu dan yang lain. Kepercayaan dalam persahabatan menjadi terasa sangat penting, kadang-kadang masalah datang untuk menguji sebuah persahabatan, gesekkan dari internal dan external menjadi pelita dalam sebuah persahabatan, faktor internal biasanya datang dari sifat dan watak setiap pribadi, sedangkan faktor external biasanya datang dari orang disekitar, lingkungan, dsb. Parahnya faktor external ini melibatkan pihak ketiga yang sebenarnya tidak memahami arti dari sebuah persahabatan. Hal-hal yang biasa dilakukan dalam persahabatan akan menjadi tidak biasa dimata pihak ketiga ini, dan biasanya merongrong benang merah sebuah persahabatan. kebiasaan dan sikap setiap orang dalam sebuah persahabatan tidak mesti harus dibuat sama agar dapat bersatu namun sekali lagi biarkan dia berbeda. Menjadi sebuah muhasabah bagi diri kita, ketika seorang sahabat merasa kecewa dengan tingkah kita, mungkin selama ini kita terlalu banyak membuat dia kesal dengan segala tingkah kita yang selalu merepotkannya, namanya juga sahabat wajar dia mau merepotkan kita, mana ada orang yang mau merepotkan orang yang bukan sahabatnya. Tapi sekali lagi setiap manusia punya rasa, siapapun dia. Jangan egois untuk selalu merasa benar, karena jika ada orang yang kecewa dengan kita artinya memang ada tingkah kita yang salah bersegera intropeksi diri, apalagi jika orang yang kita kecewakan adalah sahabat kita sendiri.<br>
</p>
Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-61294799241752499872015-01-14T19:08:00.001+07:002016-02-10T14:48:04.366+07:00Tulisan Mu Rekam Eksistensi diri MuMenulis adalah pekerjaan yang tidak mudah, bagi sebagian orang, namun sebagian orang juga mengatakan bahwa menulis itu adalah hal yang mudah dan menyenangkan. Sah-sah saja orang berpendapat termasuk anda yang saat ini membaca pun punya pendapat sendiri tentang pekerjaan menulis.<br />
<br />
Saya pribadi, berpendapat bahwa menulis itu bukan pekerjaan mudah, meskipun menulis bebas. Harus ada imajinasi dan ilmu yang terekam di otak kita untuk bisa menuliskan apa yang kita rasa, apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, kemudian kesemuanya itu di satu padukan dirangkai dalam sebuah kata-kata yang mau tidak mau rangkaian kata tersebut harus bisa di pahami dan dinikmati oleh pembaca.<br />
<br />
Mau tidak mau juga, sebenarnya setiap orang harus juga menulis.<br />
Tokoh-tokoh besar dunia maupun di Indonesia rata-rata mereka adalah penulis. sebenarnya bukan mereka penulis, tapi mereka bisa menulis.<br />
<br />
Menyampaikan ide mereka untuk merubah peradaban melalui tulisan, yang kemudian dibaca oleh orang banyak, rekam jejak mereka tidak hilang, mereka para penulis adalah pahlawan intelektual yang berperang dan berjuang melalui senjata yang bernama PEMIKIRAN, pemikiran mereka inilah yang banyak juga mempengharui pemikiran orang lain.<br />
<br />
Para penulis, meskipun mereka nantinya tinggal nama, namun pemikiran mereka akan tetap hidup dan berpengharu di muka bumi ini.<br />
<br />
Tanpa sadar sebenarnya kita saat ini dibentuk oleh para pemikir-pemikir kita terdahulu, hal ini terus berlangsung selama kita terus belajar. Bagi kita umat islam, rekam jejak Nabipun tertulis di dalam Al-Quran dan hadits-hadits. Ini membuktikan bahwa menulis bukanlah perkara sepele tapi menulis adalah perkara dunia akhirat.<br />
<br />
Menulislah jika kita bukan Anak Raja<br />
Menulislah jika kita bukan Bukan Orang Kaya<br />
Karena, anak raja akan tetap dikenang oleh rakyatnya<br />
dan Anak orang kaya akan tetap dikenang karena kekayaan orang tuanya<br />
Begitu pesan yang saya rekam dari seorang penulis muda<br />
<br />
Mari kita sama-sama berdoa semoga kelak kita semua dapat menjadi penulis, paling tidak orang yang bisa menuliskan kisah-kisah kita sendiri dan orang-orang yang ada disekitar kita, kelak ketika kita sudah tiada ada jejak yang kita tinggalkan dan sebagai bukti bahwa kita pernah hidup di dunia ini.<br />
<br />
Salam Penulis PemulaToyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-37200473675546820152015-01-14T09:18:00.001+07:002015-02-09T18:35:41.992+07:00Meniti MimpiMeniti mimpi<div>
<br></div>
<div>
Sebagian orang banyak yang tidak berani untuk meniti mimpi dan mewujudkan mimipi, alasan yang klasik adalah mereka tidak percaya bahwa mimpi besar mereka akan bisa terwujud.</div><div><br></div><div>Orang seperti ini adalah orang-orang yang tidak percaya adanya Tuhan yang Maha Besar dan belum percaya bahwa Allah juga menitipkan kebesarannya kepada kita.</div><div><br></div><div>Lihat saja, berapa banyak anak buah, pegawai-pegawai yang tidak berani untuk melakukan sesuatu dengan alasan dia tidak mampu dan malu. Kita ambil contoh ada seorang pegawai yang tidak berani untuk berjualan pisang goreng misalnya dikarenakan alasan malu atau mungkin pikirannya yang mengatakan "sudahlah jualan pisang goreng mana laku" namun, kemudian dia mencari kerja atau mungkin sudah bekerja, kemudian atasannya memintanya untuk berjualan pisang goreng dengan membawa sebuah nama brand pisang goreng misalnya "Banana Chocolate Chrispy" dibalut dengan sedikit seragam, wah... Biasanya hal semacam ini, akan membuat sipegawai tadi dengan PD nya untuk menjualkan produk bosnya tadi. Tentunya dengan di iming-imingi gaji yang secukupnya.</div><div><br></div><div>Lihat !!! Mungkin kita termasuk tipe orang seperti orang yang mampu digerakkab namun tidak mampu untuk menggerakkan meskipun bagi diri sendiri, tidak mampu untuk mewujudkan, justru hanya mampu diwujudkan.</div><div><br></div><div>Kesadaran dan kepercayaan penuh akan kekuatan Allah dan percaya kepada kemampuan diri sendiri adalah mutlak yang harus kita sadari mulai dari sekarang, rubah pola pikir mencari kerja menjadi pola pikir "Mencari Amal", bagaimana cara mencari amal dengan mudah ya... Buat pekerjaan ya.. Paling tidak buat pekerjaan bagi diri sendiri agar mampu menjadi bos bagi diri sendiri.</div><div><br></div><div>Memang dalam prakteknya tidak semudah yang saya katakan diatas, namun paling tidak menumbuhkan kesadaran untuk move on sudah merupakan gerak yang luar biasa bagi kita yang biasa-biasa.</div><div><br></div><div>Butuh proses untuk mencapai semuanya, jika saat ini kita menjadi anak buah/ pegawai jalani saja dulu, anggap itu adalah perjalanan menjadi bos, mengapa saya katakan anggap perjalanan menjadi bos? Karena kita punya mimpi. Inilah yang saya maksud meniti mimpi.</div><div><br></div><div>Salam hormat bagi para pemimpi yang berusaha mewujudkan mimpinya, semoga Allah meridhoi kita semua, dan pada saatnya mimpi kita menjadi sebuah kenyataan. Aamiin</div>
Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-56392575469513626782015-01-14T09:06:00.001+07:002015-01-14T09:06:55.346+07:00Karena Kita LemahSuatu saat ada saat dimana kita merasa gagah dan kuat, namun ada saat yang lain kita juga merasa sanngat lemah dan terasing.<br />
<br />
Kita ga' bisa bercerita terus-terusan kepada orang yang ada disekitar kita. Karena ada saat juga mereka menjadi manusia yang seutuhnya, tidak bisa menjaga rahasia. selalu berontak, merasa hebat, dan merasa menang. Itu akibat kalau kita bercerita kepada sesuatu yang lemah, lemah dalam menjaga rahasia, juga lemah dalam merasa yang lebih parahnya lemah dalam menjaga amanah, karena apa? Karena orang yang ada disekitar kita adalah manusia, mereka juga lemah seperti kita.<br />
<br />
Hati-hati dan waspada! dengan manusia sifat busuk pada diri manusia tidak akan bisa hilang, cuman bisa ditahan, nah ada saat menahan ini juga tidak bisa terus-terusan ditahan, beda sangat jauh berbeda kalau kita bercerita kepada yang Maha Kuasa, ya... Dia Allah, Tuhan kita dan Tuhan seluruh umat ini.<br />
<br />
Ada masalah, usahakan saja cerita kepada Dia, Dia siap mendengar dan selalu ada buat kita, serta tidak pernah mengecewakan kita, dia beri kita ujian karena Dia sayang kepada kita, cuman karena dosa kita yang begitu banyak sampai-sampai kita tidak bisa paham mengapa dia beri kita masalah.<br />
<br />
Kono ada sebuah cerita tentang seorang tukang cukur yang bertanya kepada seorang santri<br />
Tukang Cukur : Dek, kok Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang<br />
Santri : Iya bener bang (Dengan nada yang datar si santri menjawab)<br />
Tukang Cukur : Nah, kalau begitu mengapa tetap saja masih ada yang sakit dan punya banyak masalah, padahal jelas-jelas masalah itu adalah sebuah penderitaan<br />
.... Sejenak santri tersebut diam dan tidak bisa menjawab pertanyaan tukang cukur tersebut, tidak lama kemudia Si Tukang Cukur melanjutkan penjelasannya<br />
"Dik, nah kalau begitu dimana letak Ke-Maha Pengasih dan Penyayang Allah?"<br />
Lagi-lagi santri tersebut diam, dia paham dan paham betul bahwa pertanyaan tukang cukur tersebut memerlukan jawaban yang simple dan logika yang sederahan.<br />
Setelah selesai bercukur, santri tersebut keluar, kemudian ditengah jalan santri ini melihat seorang berambut Kribo, bergegas kemudian dia kembali kepada tukang cukur tersebut<br />
"Mas, tukang cukur itu tidak ada kerjaan"<br />
"Loh, kok gitu dek, saya kan tukang cukur, ini bukti bahwa tukang cukur itu ada"<br />
'Nah kalau gitu mengapa masih saja ada orang yang berambut kribo di luar sana"<br />
"itu karena mereka tidak datang kepada saya'<br />
"Nah tepa sekali Mas, begitu juga dengan Allah, Ke-Maha Pengasih dan Penyayang Allah sebenarnya ada dan selalu ada, namun kitanya saja yang tidak bisa merasakan karena kelemahan kita, kitanya yang tidak mau menemui Allah, sehingga kita tidak bisa merasakan Ke-Mahaan Allah"<br />
Si Tukang Cukur tersebut kemudia terdiam<br />
"Nah sebenarnya masalah dan penyakit, kesemuanya itu adalah nikmat dan rahmat dari Allah, tergantung kitanya yang menyikapi"<br />
<br />
n/b:<br />
Mohon maaf jika ada kelemahan dalam tulisan ini, semoga kita bisa menggambil hikmah dari semuanyaToyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-49095222955458270182014-12-04T16:42:00.001+07:002014-12-04T16:46:54.389+07:00Pesantren Impian<p dir="ltr">Pesantren Impian</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_1: yang azasnya organisasinya adalah sistem kekeluargaan, bukan antara atasan dan bawahan.</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_2: kemudian alquran, hadits menjadi dasar dalam hidup </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_3: Pun, ilmu yg terlihat seperti ilmu dunia juga dipelajari </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_4: santri-santri pada hafal quran dan ahli kitab gundulny dan ahli bahasa arab maupun b. Inggris  </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_5: Duha dan tahajjud g' pernah tinggal bagi para pengurus, dan santri2 </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_6: + puasa senin -kamis juga jadi program andalan.</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_7: para santri dan alumni serta pengurus menjadi ahli ibadah dan akhlakul karimah </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_8: dipesantren, santri bebas. dg batasan syariat, musik reggea menjadi suasana libur bagi santri di hari jumat </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_9: para santri dan pengurus membaur seperti teman, saling sayang dan menghormati </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_10: pengurus dan santri mereka semua berjiwa enterprenuership </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_11: lulusan pada kuliah dan nyebar di negara-negara timur tengah dan eropa.</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_12: punya stasiun tv, radio, dan satelit sendiri</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_13: Seluruh santri mondok pada gratis g' bayar, gaji guru up to UMR  </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_14: punya rumah sakit sendiri dan keamanan sendiri </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_15: Media dimanfaatkan betul buat dakwah</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_16: guru - guru yg g' kuliah pada di kuliahin sampai s3</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_17: g cuman itu, pesantren jg punya kampus sendiri</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_18: sluruh komponen pesantren hafal quran besertabtafsirnya </p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_19: ni pesantren bakal jadi embrio seluruh pelajar2 di seluruh dunia</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_20: dari sini juga lahir pemikir-pemikir hebat dunia</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_21: juga lahir ulama2 dunia</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_22: lahir juga pengusaha2 hebat kelas dunia</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_23: lahir juga pemimpin2 hebat dunia</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_24: pada akhirnya juga pusat perubahan peradaban di mulai dari pesantren ini.</p>
<p dir="ltr">#PesantrenImpian_25: perdaban yang toleran terhadap agama lain, yang berazaskan nilai2 islami</p>
<p dir="ltr">Aamiin</p>
Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-21660399643937018432014-11-28T19:44:00.001+07:002014-11-28T19:56:16.171+07:00Karakter SiswaNiat saya ketika ingin melanjutkan Pendidikan Magister, mesti tertunda karena Allah belum mengizinkan saya untuk melanjutkan Pendidikan Magister, namun itu bukanlah menjadi halangan bagi kita untuk terus menimbah ilmu, karena ilmu tidak hanya didapat lewat bangku akademik, namun kita sepakat bahwa bangku akademikpun adalah tempat untuk mendapatkan ilmu. Hal yang sudah sama-sama kita pahamai adalah keputusan Allah adalah keputusan yang terbaik.<br />
<br />
Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk terus menimbah ilmu adalah terus bergaul dengan orang-orang yang berilmu, baik itu kawan, guru atau siapa saja orangnya. Itulah yang saya alami saat ini, meskipun saya belum mengeyam pendidikan Magister, namun saya sangat bersyukur sekali ada teman yang saat ini mengeyam pendidikan Magister, dan dia bersedia untuk membagi ilmunya.<br />
<br />
Singkat cerita, beliau bercerita tentang bagaimana cara kita, agar kita-kita ini bagus dan baik dalam memimpin, baik itu memipin dalam arti kepemimpinan sebenarnya maupun memimpin dalam arti multitafsir, karena saya adalah seorang guru, maka dalam hal ini saya ingin menjabarkan sedikit bagaimana caranya memimpin anak didik kita, agar kita yang memimpin tidak kualahan dalam memimpin dan mereka-mereka yang kita pimpinpun merasa senang.<br />
<br />
Ya meskipun ini hanya teori yang belum terbukti secara <i>empiris</i> didunia pendidikan tapi setidaknya teori ini saya rasa sangat pas untuk diterapkan di lingkungan pendidikan, pelajaran pertama yang beliau jelaskan adalah bagaimana cara memanagement siswa berdasarkan tipe atau karakter mereka masing-masing. Dengan kita memahami tipe-tipe siswa kita dan <i>solving problemnya </i>maka diharapakan kita sebagai guru tidak terlalu kerepotan dalam menangani tingkah siswa, sehingga cara yang kita gunakan dalam memecahkan masalah mereka menjadi <i>efektif </i>dan <i>effisien</i>, berikut tipe-tipe siswa yang ada dikelas.<br />
<br />
<ol>
<li><b>TIPE SISWA YANG BISA TAPI TIDAK MAU</b><br />Tipe orang siswa seperti ini adalah siswa yang bisa melakukan sesuatu akan tetapi dia tidak mau, misalnya seorang murid yang pinter dalam berdiskusi dia tidak mau angkat bicara dalam forum diskusi padahal sebenarnya dia bisa untuk memberikan pendapatnya bahkan menyelesaikan masalah yang dihadapi akan tetapi dia tidak mau angkat bicara, maka tipe karakter siswa seperti ini adalah tipe yang pasif, kita sebagai guru mesti mesti menstimulus anak ini agar dia mau angkat bicara, dan berikan reward (penghargaan) kepada siswa seperti ini sangat diperlukan.<br /><br /></li>
<li> <b>TIPE SISWA YANG BISA DAN MAU</b><br />Ini adalah tipe siswa yang Aktif, dia bisa dan dia mau, namun hal yang perlu kita lakukan terhadap siswa seperti ini adalah hanya pengawasan, agar apa yang dia lakukan tidak melenceng dari apa yang kita inginkan, dalam arti kata pengawasan yang kita lakukan adalah agar dia tidak over acting, reward terhadap mereka sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, karena faktor motivasi intrinsik mereka sudah terbentuk didalam jiwa mereka.<br /><br /></li>
<li><b>TIPE SISWA YANG TIDAK BISA TAPI MAU</b><br />Tipe siswa seperti ini adalah tipe siswa yang Rajin, mereka adalah tipe orang-orang yang aktif tapi karena kemampuan kurang maka tipe siswa yang seperti ini perlu pengajaran dan pengawasan, biasanya mereka akan show up di dalam kelas, akan tetapi karena ketidak tahuan / tidak bisa biasanya dia akan menjadi bahan olokan teman yang ada dikelas, reward terhadap siswa seperti ini sangat dibutuhkan, dan jangan sekali-kali menjudgement tipe siswa seperti ini, berikan terus dia reward dengan catatan harus terus mengajarinya/ membimbingnya.<br /><br /></li>
<li><b>TIDAK BISA DAN TIDAK MAU</b><br />Nah tipe terakhir ini adalah tipe siswa yang malas, hal yang sangat g dominan yang mesti kita lakuka adalah dengan memerikan pengawasan, perintah, dan bimbingan, namun pengawasan mesti kita utamakan, mereka adalah tipe orang-orang yang sangat mengingkan kebebasan, namun kebebasan mereka terkadang menyebabkan mereka lupa akan tugas mereka sebagai seorang pelajar. <br /><br />Tipe malas yang saya sebutkan disini sebanarnya bukan karena anak-anak tersebut malas untuk melakukan akativitas akan tetapi kemalasan mereka disebabkan karena mereka melakukan hal yang dia tidak senangi, <b>ketidak tahuan</b> mereka sebenarnya adalah penyebab utama, oleh karenanya pengawasan, bimbingan, nasehat dan motivasi Extrinsik sangat-sangat dibutuhkan. Berikan terus mereka motivasi, tapi ingat walaupun saya katakan pengawasan dibutuhkan terhadap siswa seperti ini, namun jangan rebut kebebasan mereka, berikan mereka ruang untuk melakukan hal-hal yang mereka anggap penting dengan kata lain bimbing mereka untuk mengatur waktu, melakukan hal yang dia anggap penting dan melakukan hal yang kita anggap penting.</li>
</ol>
Sekian sekelumit kuliah dengan Hamba Allah yang lagi menempuh Magisternya dalam bidang Manajemen Kepemimpinan, semoga bermanfaat buat saya, dan pembaca sekalian.<br />
<br />
<br />
Salam hormat saya kepada guru-guru saya.<br />
<b>A.n. Toyo Widodo</b> <br />
<br />
<span style="font-size: small;"><b><i><span style="color: red;">Artikel dikutip dari diskusi dengan Ahmad Rohim, S. Pd.I., Al-Hafidz (Guru Besar Pondok Pesantren Daarul Multazam - Bogor)</span></i></b></span>Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-9808909394396582032014-11-25T14:41:00.000+07:002014-11-25T14:41:01.897+07:00BermimpilahPemimpin itu orang yang berani bermimpi<div>
Pemimpin itu orang yang berani mengambil resiko</div>
<div>
Pemimpin itu orang yang tidak takut mengahdapi masalah</div>
<div>
Pemimpin itu berani memimpin</div>
<div>
Pemimpin itu berani menerima masukkan</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bismillahirrohmanirrohim, sambil belajar saya juga menasehati diri saya sendiri, saya peruntukkan tulisan ini untuk muhasabah diri sendiri, jikalaupun ada yang membacanya, semoga tulisan ini ada memberikan sedikit manfaat, tanpa bermaksud untuk mengajari.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jika kita mau menggambarkan sosok seorang pemimpin rasanya sangat banyak sekali, rasanya sulit untuk menggambarkan tentang sosok seorang pemimpin. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Beranilah bermimpi, meskipun ketika kita hanya bermimpi banyak orang yang meragukan mimpi kita, melecehkan mimpi kita, pada saat kita bermimpi, hal yang terjadi justru orang memandang kita sebelah mata,apalagi jika mimpi kita tersebut adalah mimpi yang besar, <i>orang kecil </i>seperti kita bermimpi besar mereka akan memicingkan matanya dan tersenyum sinis terhadap mimpi dan cita-cita luhurk kita.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jika kita jatuh hanya karena perkataan mereka (Baca: kaum pesismisme), maka JANGAN BERANI BERMIMPI UNTUK MEMIMPIN karena pemimpin itu tidak mudah kalah dan menyerah, hadapi dan buktikan kepada mereka-mereka yang memicingkan matanya karena mimpi mu, mereka orang-orang yang kalah (The Looser), memandang mimpi sebuah kemustahilan, namun KAMU sebagai seorang pemimpin yang berani bermimpi, katakan dan buktikan bahwa kamu bisa, libatkan Allah dalam setiap langkah kita untuk menjadi pemimpin. Agar kekuatan itu datang kepada kita yang kecil ini, kita yang kecil justru akan menjadi besar, ketika yang MAHA BESAR datang dan menolong kita untuk mewujudkan mimpi besar kita.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tiada yang mustahil dimuka bumi ini, jika yang Maha Kuasa sudah menghendaki, nanti pada tulisan selanjutnya kita bahas, bagaimana cara mengundang kekuatan yang kuasa, bagaimana agar Allah berkenan hadir untuk meolong kita, mewujudkan segala mimpi-mimpi kita.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Salam hormat dan Ta'zim saya kepada Para Guru</div>
<div>
Toyo Widodo</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-978178598687189792014-09-13T19:10:00.002+07:002014-09-13T19:10:33.852+07:00Sakit<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Manusia mana yang tidak sakit?</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Rata-rata jika kita manusia, maka insya Allah akan sakit, memang sudah qodratnya kita punya titik lemah dalam tubuh kita. Titik lemah inilah sebenarnya juga titik kekuatan kita, asall cara kita menyikapinya dengan cara yang benar. Dengan sakit kita maka akan tahu betapa pentingnya dan berhraganya sehat itu.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Ketika kita sehat, tidak ada salahnya jika kita melihat dan mengunjungi mereka yang lagi sakit, karena akan mengingatkan kita kepada rasa sakit itu sendiri, Rasulullah sendiri pernah bersabda bahwa kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya salah satunya yaitu menengok mereka ketika sakit.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Lihat loh, bukan teman kita yang sakit? </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">bukan juga keluarga kita? </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">yang Rasul perintahkan untuk kita tengok ketika sakit? akan tetapi muslim, artinya sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menengok dan memperhatikan sesamam muslim, saya tidak mengatakan bahwa keluarga dan teman kita tidak boleh di tengok, tapi kebiasaan kita ini, yang kita tengok ketika sakit hanya orang-orang terdekat kita, kalau orang yang sakit bukan dari kalangan keluarga kita, kita sering acuh tak acuh. Kepedulian kita terhadap sesama mestinya kita pupuk kembali, sehingga persaudaraan sesama muslim benar-benar persahabatan yang kokoh.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">Kalau Rasulullah saja sudah mewajibkan kita untuk menengok orang sakit, pasti ada hal yang bermanfaat dari hal tersebut.</span>Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-10836284372102767882014-09-11T20:49:00.000+07:002014-09-12T09:33:08.765+07:00Belajar Dari Orang Alim<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-0i_dIo2sFnA/VBGoK9DeBhI/AAAAAAAAAxk/lDfkbAfe4Zk/s1600/HBR.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-0i_dIo2sFnA/VBGoK9DeBhI/AAAAAAAAAxk/lDfkbAfe4Zk/s1600/HBR.png" height="213" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Bersama Habib Riziq bin Syihab (Ketua FPI Pusat)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Ulama yang disegani dan ditakuti Musuh Islam</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Kita mungkin pernah mendengar kisah-kisah dari para guru-guru kita ketika belajar dahulu, kisah-kisah perjuangan para penuntut ilmu, yang ketika mereka belajar perjuangan mereka sangat di luar kebiasaan kita sekarang.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Kita pernah mendengar bagaimana perjuangan Imam Bukhori ketika beliau menuntut ilmu, beliau membuat baju beliau menjadi "buku" untuk mencatat pelajaran-pelajaran yang di terangkan oleh guru-guru beliau. dikisah lain, kita juga pernah dikisahkan di dalam sebuah mahfudzot bagaimana kealiman dan kewara'an Imam Sayfi'i, ketika beliau mengadu kepada guru beliau imam Waqi', tentang hafalannya, yang sering hilang, padahal kita tahu, bagaimana kuatnya halfalan imam sayfi'i namun tetap saja beliau mengadu kepada gurunya, dan Imam Waqi'pun menasehati beliau untuk meninggalkan maksiat. Justru menjadi pertanyaan bagaimanakah maksiatnya Imam Syafi'i padahal beliau sangat di kenal dengan kewara'annya.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Dapatkah kita samakan maksiat Imam Syafi'i dengan maksiat kita? jelas sangat jauh berbeda. Kita tidak bisa menyamakan maksiat kita dengan Imam Syafi'i, Lihatlah kehatia-hatian dan kesungguhan para ulama terdahulu, mereka memiliki kegigihan dan kesungguhan, serta kehati-hatian dalam menuntut ilmu, mulai dari cara bersikap terhadap guru, kitab, makanan yang dimakan, akhlaq, hal-hal seperti ini sangat jarang kita temui di zaman sekarang ini.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Lihat saja sistem pendidikan yang kita anut sekarang, mulai dari tempat belajar, ruangan kelas antara laki-laki dan perempuan di campur aduk, tidak ada pemisah sama sekali, terutama sekolah-sekolah yang bukan berbasis agama islam, Para pelajar ini, disatukan entah apa yang menjadi alasan bagi pemerintah, hingga sekolah-sekolah yang menjadi tempat menuntut ilmu justru terlihat seperti sarang bertumbuh suburnya kemaksiatan, bagaimana tidak lihat saja ketika anak-anak putri di suruh memakai pakaian yang membuka aurat, anggrok yang pendek, baju yang pendek semuanya menambah derretan maksiat di dalam pendidikan kita.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Bagaimana dengan gurunya, hal ini juga sangat perlu menjadi perhatian bagi pejabat sekolah untuk memperhatikan guru-guru yang akan mendidik anak-anak di kelas, bagaimana bisa anak-anak bisa menjadi anak yang baik jika guru justru memberikan contoh yang tidak baik, bagiamana mungkin murid bisa menjadi ointar, jika justru gurunya tidak pintar. Mari kita buka mata kita? apa ia bisa dikatakan guru tersebut pintar jika dia masih memamerkan auratnya di depan anak-anak didiknya, disini saya ingin menegasakn kepada guru-guru wanita. Kalau dari guru saja sudah mengajarkan hal-hal yang tidak baik, bagaimana nasib anak didik kita kedepannya?. Tidak menutup kemungkinan mereka akan lebih bertindak nekad lebih dari yang pernah kita lakukan. Ah pepatah klasik <i>"Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari" </i>Rasanya masih pantas untuk kita renungkan.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Lantas apakah kita menyerah dengan keadaann yang sudah terlanjur kita jalani sekarang ini?</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Jangan pernah berputus asa? karena tidak ada kata terlambat untuk berbenah diri, kita masih belum kehilangan para ulama, kita masih punya orang yang baik, orang yang masih bisa kita jadikan contoh, baik dalam bersikap maupun dalam dunia pendidikan. Mencontoh ulama dan sistem pendidikan islam saya rasa menjadi solusi terbaik untuk sistem penididikan saat ini. yang masih memperhatikan alkahlaq terhadap guru dan kitab, yang masih menghormati kesucian manusia (terpisahnya antar laki-laki dan perempuan), yang masih menceritakan kisah-kisah perjuangan para intelketual terdahulu, yang namanya hingga sampai saat ini masih kita kenang. Yang namanya harum sepanjang massa.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Mari kita belajar dari para ulama, karena merekalah pewaris Nabi, ilmunya Nabi. Agar kita tetap berada di jalan yang benar, dan mendapatkan ilmu yang baik dan benar.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: large;">Mohon do'anya untuk saya, supaya diberikan pentunjuk oleh Allah dalam memahami agama-Nya, diberikan semngat dalam beribadah, diampuni segal dosa-dosanya, dipanjangkan umurnya dan bisa memberi manfaat bagi Negeri ini, Agama ini. Aamiin, dan untuk kawan semua semoga semua yang menjadi keinginan dan do'anya dikabulkan oleh Allah SWT. Aamiin</span><br />
<br />Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1533841468390829660.post-18056319738777191102014-08-29T16:42:00.000+07:002014-08-29T17:56:12.614+07:00Jangan Buru-Buru<br />
<a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTxc6OvOWTDwY25m6-mnxAKV3Q5GoQJZfwN8hGn8-P0NevzSXA4Hg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" class="irc_mut" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTxc6OvOWTDwY25m6-mnxAKV3Q5GoQJZfwN8hGn8-P0NevzSXA4Hg" style="margin-top: 76px;" /></a>Santai saja menjalani hidup ini, jangan grasa-grusu (jangan panik) semua pada saatnya juga akan tiba waktunya.<br />
<br />
Kalau saat ini misalnya kamu lagi pusing tentang masalah pacar (buat yang masih muda), sudah santai saja, toh pada waktunya nanti orang yang kamu cari datang sendiri, jangan sedih kalapun seandainya orang yang saat ini (saat ini loh..) kamu sayang dan kamu cinta ga' menjadi milik kamu, yakin dan harus yakin nanti ada wanita dan laki-laki terbaik buat kamu di depannya, kalau yang pada saat ini misalnya yang sma, pacar kamu hanya anak sekolahan sma, nanti kedepan pacar kamu (baca: istri kamu) bukan cuman anak sma, tapi lebih dari itu, bisa jadi dia pengusaha, bisa jadi dia model islami bisa jadi dia hafidz/ hafidzoh (hafal quran 30 juz) itu. jadi santai saja jangan terburu-buru, jalani yang terbaik, buat diri kamu jadi lebih baik, pantaskan diri kamu jadi lebih baik, biar apa? biar dapat yang terbaik.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<br />
Itu baru masalah tentang hati, banyak lagi masalah-masalah yang lainnnya, misal juga ni. kita-kita yang punya hutang, buat santai, bawak santai jangan grasa-grusu, nanti juga pada saat hutang harus dibayar, dan pada saatnya hutang harus lunas toh lunas juga, jangan lari dari masalah, jangan hindari mereka yang menagih hutang, hadapi, tapi ingat jangan dimamarahi, ntar tambah kelam masalahnya kalau dimarahi, seiring waktu, dan berjalannya perjalanan hidup, kita juga akan belajar dari pengalaman hidup kita sendiri, contoh ni ya Ust. Yusuf Mansur yang sekarang terkenal miliyader, dulu beliau itu asli orang yang pernah masuk penjara gara-gara hutang, kan akhirnya juga perjalannannya punya hutang, perjalannya masuk penjara, merupakan perjalannannya menuju Allah, kitanya saja sebagai manusia kadang menilainya buruk.<br />
<br />
# Orang yang saat ini sedang menjadi pecandu Narkoba,<br />
jangan buru-buru nilai dia sebagai ahli Neraka, mungkin pada saat itu ketika sedang narkoba justru menjadi perjalannnya dalam menemukan Allah. kita ga' tau loh?<br />
<br />
# Orang yang saat ini (maaf ni ya) wanita pelacur,<br />
Jangan buru-buru menghina dan mencap ahli Neraka, mungkin perjalannya dalam kubangan maksiatnya, justru Allah temukan wanita ini dengan Allah, kita tidak pernah tau kapan dan dimana Allah akan menunjukan kepada hamba-Nya akan hidayahnya.<br />
<br />
Saya tidak mengatakan bahwa kita boleh berkubang dalam kemaksiatan dan
kedurhakaan kepada Allah, justru saya ingin mengatakan, ketika kita
dalam kemaksiatan dan kedurhakaan, cepat-cepatlah untuk keluar dari
kedurhakaan kepada Allah, nanti takutnya justru panggilan Allah
(kematian) justru lebih dulu kita temui, dari pada hidayah-Nya. Tetap
semangat untuk menemukan dan menuju hidayah Allah, jangan putus asa,
karena hidayahnya tidak pernah memilih kepada siapa datang dan kapan? <br />
<br />
Itu sebagian kecil contoh, yang kita sebagai manusia sering buru-buru menghakimi sesama hamba Allah, padahal Allahlah hakim yang terbaik, lantas mengapa kita sering memposisikan diri kita sebagai hakim, sedangkan diri kita ini ya, masih banyak dosa, banyak berkubang maksiat, masih banyak salahnya.<br />
<br />
Lantas apa yang mesti kita lakuin?<br />
Kita ini hamba Allah, sesama hamba Allah kita ini diperintahkan untuk saling mengingatkan satu sama lain baca lagi ni ya surah Al-'Asr ayat 1-3, terus bacanya, dengan khusuyu', baca terus sampai benar-benar paham, buka lagi artinya, terus baca.<br />
<br />
<br />
<br />
Salah satu ulama' termasyhur pernah mengatakan,<br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: center;">
Bagaimana mungkin ada hal yang buruk, jika semua yang ada di alam ini bersumber dari yang Maha Baik</div>
</blockquote>
<br />
Doain saya buat teman-teman yang baca artikel ini, doain kebaikan buat saya, buat keluarga saya, buat teman saya, buat pondok pesantren diseluruh indonesia, buat negara indonesia, buat negara-negara muslim di dunia, buat seluruh alam ini, mudah-mudahan Allah mengampuni kita dan memberikan petunjuknya kepada kita agar kita tetap dalam kebaikan. Amin Ya Rabbal 'Alamin. Toyo Widodohttp://www.blogger.com/profile/13383853357434695382noreply@blogger.com0